Berita , Budaya , Pilihan Editor
Foto Gamelan Diinjak Tuai Kecaman Netizen, Ternyata Harganya Mencapai Rp 10 Juta
Annisa Nur Fadhilah
Foto Gamelan Diinjak Tuai Kecaman Netizen, Ternyata Harganya Mencapai Rp 10 Juta
HARIANE - Twitter dihebohkan dengan beredarnya foto gamelan diinjak yang menjadi perbincangan hangat di kalangan netizen hingga saat ini.
Viralnya foto gamelan diinjak setelah diunggah oleh akun base Twitter, @Askfess pada Minggu, 29 Mei 2022.
Foto gamelan diinjak banyak mendapat kecaman dari netizen karena perilaku tersebut dianggap tidak menghargai budaya dan tidak memiliki sopan santun. Terlebih, gamelan diyakini masih kental dengan unsur mistisnya.
Gamelan adalah sebuah alat musik tradisinal Jawa, Bali dan Sunda yang sering kali digunakan dalam seni musik Karawitan.
Kronologi foto gamelan diinjak viral di Twitter
Dilansir dari akun base Twitter, @Askrlfess yang mengunggah foto gamelan yang diinjak ditengah keramaian acara festival. Sender dari postingan tersebut juga menuliskan caption dalam postingannya "Woo wong wong pekok, dikira satu set gamelan harganya cuma 1-2 juta apa ya, terus nanti pas diklaim negara sebelah pasti ikutan marah-marah," tulisnya.BACA JUGA : Inilah 8 Budaya Indonesia yang Pernah Diklaim Malaysia, Bahkan Sempat akan Diajukan ke UnescoSejak diunggahnya postingan tersebut, sontak membuat netizen terkejut dan menyayangkan yang terjadi. Pasalnya, diketahui harga satu gamelan tersebut mencapai harga Rp 10 Juta bahkan lebih. Viralnya postingan ini juga menarik perhatian netizen karena banyak netizen yang berpendapat bahwa gamelan tidak boleh diperlakukan semena-mena apalagi diinjak. Seorang netizen yang merupakan salah satu pelaku seni dalam pertunjukan tersebut dengan username @xexoxxzeyo akhirnya turut berkomentar dalam postingan tersebut: "Sudah banyak dikecam orang, gaes. Intinya terimakasih buat sender dan teman2 yang ikut mengomentari hal ini dan ikut marah sakit hati. Semoga orang2 yang gak mengahargai budaya bisa segera disadarkan jiwanya," tulisnya. Diketahui ternyata kejadian ini terjadi saat acara Uyon-uyon hari jadi kabupaten setelah digelarnya acara seni Karawitan.