Berita , D.I Yogyakarta
Kasus PMK Merebak di Kabupaten se-DIY, Pemkot Yogya Tingkatkan Kewaspadaan
HARIANE – Kasus Penyakit Mulut dan Kuku (PMK) di kabupaten sekitar Kota Yogyakarta yang menyebabkan kematian pada sapi membuat Pemkot Yogyakarta meningkatkan kewaspadaan terhadap ternak sapi, kambing, dan domba.
Untuk meningkatkan kewaspadaan, Dinas Pertanian dan Pangan Kota Yogyakarta melakukan peningkatan pemantauan kondisi ternak dan memberikan edukasi kepada peternak di Kota Yogyakarta guna mencegah PMK.
Selain itu, Dinas juga melakukan komunikasi, informasi, dan edukasi (KIE) terkait PMK.
Medik Veteriner Dinas Pertanian dan Pangan Kota Yogyakarta, Imam Abror, mengatakan bahwa monitoring dan KIE adalah program yang bertujuan untuk memantau peternak sapi terkait PMK.
“Baik peternak individu maupun kelompok ternak, kami edukasi terkait PMK. Tujuannya untuk mencegah masuknya PMK ke wilayah Kota Yogyakarta,” kata Imam.
Saat melakukan pemantauan di salah satu kandang ternak di wilayah Pandeyan, Medik Veteriner memeriksa kondisi fisik ternak, terutama bagian mulut.
Selain itu, desinfektan juga diberikan kepada pengelola ternak untuk mensterilkan kandang dari kuman dan penyakit.
Dari hasil pemantauan, kondisi ternak sapi di Pandeyan dinyatakan baik, karena sapi tersebut telah lama diternakkan di kandang tersebut.
Dinas Pertanian dan Pangan Kota Yogyakarta juga telah melakukan vaksinasi PMK.
“Kami mengedukasi peternak tentang sistem biosecurity agar mereka lebih menjaga kebersihan, baik kebersihan individu maupun kandang. Kami juga memberikan desinfektan untuk mendukung kegiatan biosecurity di peternakan masing-masing,” terangnya.
Dalam edukasinya, petugas menyarankan agar peternak menjaga stabilitas kandang dengan tidak membeli ternak sapi baru, mengingat beberapa wilayah di DIY masih menghadapi kasus PMK.
Imam menyebut bahwa hingga Januari 2025, tidak ada kasus PMK di Kota Yogyakarta. Bahkan, saat kasus PMK melonjak pertama kali pada tahun 2022, Kota Yogyakarta tetap aman dari PMK.