Berita , Olahraga , Headline
Terjadi Kerusuhan di Brussel Usai Maroko Kalahkan Belgia di Piala Dunia 2022, Walikota Sebut Pelaku Bukan Suporter Sepak Bola
M Nazilul Mutaqin
Terjadi Kerusuhan di Brussel Usai Maroko Kalahkan Belgia di Piala Dunia 2022, Walikota Sebut Pelaku Bukan Suporter Sepak Bola
Kerusuhan yang terjadi di ibu kota Belgia tersebut terbilang cukup besar. Dimana terdapat mobil dan skuter listrik yang terbakar. Bahkan menyebabkan satu korban mengalami luka di wajahnya.
"Seorang jurnalis terluka di wajahnya akibat kembang api. Karena alasan inilah diputuskan untuk melanjutkan intervensi polisi, dengan pengerahan meriam air dan penggunaan gas air mata," ungkap juru bicara polisi Brussel, Ilse Van de Keere, seperti diwartakan ESPN.
Dari kerusuhan di Brussel usai Maroko kalahkan Belgia tersebut, polisi setempat mengamankan 12 orang dan satu orang ditangkap. Serta mengamankan sejumlah barang bukti yang digunakan untuk membakar mobil.
"Para perusuh menggunakan bahan piroteknik, proyektil, tongkat, dan membakar jalan raya umum," ungkap Van de Keere.
Walikota Brussel, Philippe Close mengatakan bahwa pelaku kerusuhan bukanlah suporter Maroko maupun Belgia. Melainkan oknum yang menyamar jadi suporter sepak bola.
"Ibu bukan suporter, mereka perusuh. Suporter Maroko ada di sana untuk merayakannya (kemenangan atas Belgia, red)," ungkap Close.
BACA JUGA : FIFA Selidiki Bendera Kosovo di Ruang Ganti Serbia, Diduga Penghinaan dan Penuh Pesan Kebencian Pada Piala Dunia 2022 QatarSementara itu, Menteri Dalam Negeri Belgia, Annelies Verlinden merasa sedih atas tindakan oknum suporter sepak bola yang melakukan kerusuhan di Brussel usai Maroko kalahkan Belgia. "Sedih melihat bagaimana beberapa orang menyalahgunakan situasi untuk mengamuk," ujar Verlinden. Selain terjadi di ibu kota Belgia, kerusuhan juga terjadi di kota Rotterdam. Dimana petugas anti huru-hara dikerahkan untuk membubarkan 500 suporter sepak bola yang melempari petugas dengan kaca dan kembang api. Kerusuhan di Brussel usai Maroko kalahkan Belgia lantaran antusiasme suporter saat merayakan kemenangan. Dimana mayoritas suporter mempunyai latar belakang imigran Maroko yang banyak di Belgia dan Belanda.****