Ketentuan Masa Iddah Perempuan dalam Islam, Baik Cerai Mati maupun Cerai Hidup
HARIANE – Masa Iddah perempuan menjadi hal yang penting untuk dipelajari dan dipahami oleh seluruh Muslim karena berhubungan dengan syari’at.Masa Iddah perempuan disebut juga sebagai masa tunggu dalam kurun waktu tertentu setelah diceraikan suaminya, baik itu cerai hidup ataupun cerai mati.Syekh Abu Bakar ibn Muhammad al-Husaini dalam kitab Kifayatul Akhyar menjelaskan pengertian masa Iddah perempuan, bunyinya ialah :Pengertian masa Iddah perempuan dalam kitab Kifayatul Akhyar. (Nu Online)Artinya, “ Iddah adalah nama masa tunggu tertentu bagi seorang wanita guna mengetahui kekosongan rahimnya. Kekosongan tersebut bisa diketahui dengan kelahiran, hitungan bulan atau hitungan quru’ atau masa suci,” Kifayatul Akhyar halaman 423.Bagi yang belum memahami terkait jumlah hari iddah wanita yang berpisah dengan suaminya, berikut ulasan selengkapnya.
Dilansir dari laman NU Online, wanita yang menjalani masa Iddah terbagi dalam dua kondisi yaitu, diceraikan dengan talak (cerai hidup) atau ditinggal wafat (cerai mati). Untuk lebih jelasnya, berikut penjelasannya :
1. Cerai Mati
Bagi wanita yang ditinggal wafat oleh sang suami, maka masa Iddah perempuan dalam Islam terbagi menjadi dua Kondisi, yaitu hamil dan tidak hamil.
a. Hamil
Bagi wanita yang ditinggal wafat oleh suami saat sedang mengandung maka masa Iddahnya adalah sampai melahirkan. Artinya wanita hamil memiliki masa Iddah yang berbeda.