HARIANE - Demi mengurangi polusi udara atau emisi, PLN serukan petani untuk beralih ke tenaga listrik untuk lahan pertanian dengan program yang dicanangkan yakni Electrifying Agricultural.
Electrifying Agricultural yang digalakan PLN menyasar lahan pertanian di Daerah Istimewa Yogyakarta (DIY), Jawa Tengah, Jawa Barat, Jawa Timur dan Sulawesi Selatan.
Electryfing Agricultural merupakan program PLN dengan pemanfaatan energi listrik dibidang agrikultur seperti pertanian, perikanan, perkebunan, dan perternakan untuk meningkatkan produktivitas serta efisiensi operasional.
Hal itu dikatakan Manager ULP PLN Delanggu, Krisna Adi saat mengenalkan Electryfing Agriculture ke puluhan petani di Desa Burikan, Kecamatan Cawas, Kabupaten Klaten, Jawa Tengah, Sabtu 19 Agustus 2023.
"Kami mengharapkan kepada para petani yang masih menggunakan Bahan Bakar Minyak (BBM) untuk pompa air segera beralihlah ke listrik, karena pemerintah saat ini tengah gencar mengurangi emisi atau pencemaran udara," ujar Krisna Adi kepada Hariane.
Pemanfaatan Electrifying Agricultural
Ia melanjutkan, pihaknya tengah mengkonversi pembangkit - pembangkit ke Energi Baru Terbarukan (EBT) seperti motor listrik, mobil listrik dan lain - lain agar tidak bergantung lagi ke BBM.
Selain menekan polusi udara, salah satu kelebihan pemanfaatan listrik untuk pertanian yakni dapat menekan biaya pokok produksi atau lebih hemat.
"Sebanyak 491 petani di Klaten memanfaatkan listrik untuk pompa dengan jumlah total daya yang tersambung 4.332,2 KVA," jelasnya.
Ia juga menuturkan prorgram Electryfing Agricultural memakai tarif industri yakni Rp 900 per KWHnya.
Salah seorang Petani Desa Burikan, Suramta mengeluhkan biaya operasi pemanfaatan BBM untuk lahan pertanian miliknya cukup besar atau berat.
"Karena mayoritas dari kami mengambil air dari sungai menggunakan pompa BBM sehingga biaya operasional sangat besar," keluh Suramta.