Di tengah ketidakpastian geopolitik global, pemerintah menekankan pentingnya menjaga pasar ekspor utama, seperti Uni Eropa dan Amerika Serikat.
Uni Eropa menyerap hampir 30% dari permintaan global, sementara Amerika Serikat memiliki pangsa sekitar 15%.
Oleh karena itu, pemerintah mempercepat penyelesaian perjanjian ekonomi dengan Uni Eropa (EU-CEPA).
"Belajar dari pengalaman Vietnam yang berhasil meningkatkan ekspor hingga 50% setelah perjanjian serupa. Sehingga itu juga menjadi catatan dari pak presiden," katanya.
Investasi dan Revitalisasi Industri Padat Karya
Sebagai bagian dari strategi peningkatan daya saing, pemerintah telah menyiapkan dana sebesar Rp20 triliun untuk program revitalisasi permesinan di sektor padat karya.
Program ini mencakup subsidi bunga kredit investasi sebesar 5% dengan tenor delapan tahun bagi industri tekstil, sepatu, makanan dan minuman, furnitur, serta kulit.****
Dengan langkah-langkah ini, pemerintah berharap industri padat karya dapat kembali tumbuh dan menciptakan lebih banyak lapangan kerja.
Implementasi kebijakan anti-dumping dan dukungan investasi ini diharapkan mampu meningkatkan daya saing Indonesia di kancah internasional.****