Artikel

Mitos dan Sejarah Halloween, Benarkah Berkaitan dengan Sekte Pemuja Setan?

profile picture Ima Rahma Mutia
Ima Rahma Mutia
Mitos dan Sejarah Halloween, Benarkah Berkaitan dengan Sekte Pemuja Setan?
Mitos dan Sejarah Halloween, Benarkah Berkaitan dengan Sekte Pemuja Setan?
Dilansir dari kanal Youtube Aurel Val, perayaan Halloween berasal dari festival suku Celtic di Eropa sekitar dua ribu tahun yang lalu.
Setiap tanggal 1 November, orang Celtic tersebut merayakan festival tahun baru yang disebut dengan Festival Samhain yang artinya akhir musim panas.
Suku Celtic merayakan Festival Samhain dengan cara menari-nari diantara api unggun sembari membakar tanaman dan hewan ternak yang dipersembahkan kepada dewa mereka.
Tak hanya sekedar menari, orang Celtic ini juga mengenakan kostum yang terbuat dari kulit hewan saat melakukan perayaan tersebut.
Hal ini dilakukan dengan tujuan untuk melindungi diri dari energi negatif maupun roh jahat yang dipercaya berkeliaran di dunia manusia.
Orang-orang Celtic percaya, malam sebelum tahun baru tabir pembatas antara dunia orang yang masih hidup dan dunia orang yang sudah meninggal jadi menipis.
Sehingga orang-orang Celtic tersebut percaya kalau orang yang sudah meninggal tersebut bisa kembali kedunia dan berinteraksi dengan manusia yang masih hidup.
Seiring berkembangnya zaman dan terjadinya penyesuaian budaya, Festival Samhain bercampur dengan perayaan All Hallows Eve yang dilakukan pemeluk agama Kristen dan lama kelamaan disebut dengan Halloween.
Tradisi Halloween ini kemudian dibawa oleh imigran asal Irlandia ke Amerika Serikat saat terjadi peristiwa kelaparan hebat di negara tersebut karena terjadi gagal panen.
Imigrasi tersebut rupanya membuat Festival Halloween makin populer. Bahkan menjadi salah satu tradisi penting setiap 31 Oktober.
Pada tahun 1914, seorang wanita asal Amerika Serikat bernama Alizabeth Krebs membuat pesta yang meriah lengkap dengan parade dan kontes kostum.
Elizabeth Krebs melakukan hal ini karena di tahun-tahun sebelumnya, terjadi aksi vandalisme di Amerika Serikat yang didasari sentimen agama.
Ads Banner

BERITA TERKINI

Tabrak Truk dari Belakang, Pengendara Motor Meninggal Dunia

Tabrak Truk dari Belakang, Pengendara Motor Meninggal Dunia

Jumat, 22 November 2024 20:29 WIB
4 SPBU Disegel Karena Pakai Alat Untuk Curangi Konsumen, Begini Kata Hiswana Migas ...

4 SPBU Disegel Karena Pakai Alat Untuk Curangi Konsumen, Begini Kata Hiswana Migas ...

Jumat, 22 November 2024 20:05 WIB
Agung-Ambar Dapatkan Dukungan dari Keluarga Matahari 1912

Agung-Ambar Dapatkan Dukungan dari Keluarga Matahari 1912

Jumat, 22 November 2024 19:44 WIB
Bawaslu Sleman Minta KPU Antisipasi TPS Rawan

Bawaslu Sleman Minta KPU Antisipasi TPS Rawan

Jumat, 22 November 2024 18:49 WIB
Polres Bantul Buka Layanan Pembuatan SIM D, Khusus Untuk Difabel

Polres Bantul Buka Layanan Pembuatan SIM D, Khusus Untuk Difabel

Jumat, 22 November 2024 12:54 WIB
Harga Emas Perhiasan Hari ini Jumat 22 November 2024 Naik atau Turun? Cek ...

Harga Emas Perhiasan Hari ini Jumat 22 November 2024 Naik atau Turun? Cek ...

Jumat, 22 November 2024 10:04 WIB
WOW! Harga Emas Antam Hari ini Jumat 22 November 2024 Naik Rp 22.000 ...

WOW! Harga Emas Antam Hari ini Jumat 22 November 2024 Naik Rp 22.000 ...

Jumat, 22 November 2024 09:33 WIB
Jelang Hari Pencoblosan, Calon Bupati Gunungkidul Lari Sejauh 42 Kilometer

Jelang Hari Pencoblosan, Calon Bupati Gunungkidul Lari Sejauh 42 Kilometer

Jumat, 22 November 2024 09:05 WIB
Banyak Gen Z Terjerat Pinjol, Home Credit Literasikan Keuangan ke Mahasiswa UGM

Banyak Gen Z Terjerat Pinjol, Home Credit Literasikan Keuangan ke Mahasiswa UGM

Jumat, 22 November 2024 07:37 WIB
Melebihi Target, Prabowo Pulang dengan Komitmen Investasi Rp 294,52 Triliun dari Kunjungan Luar ...

Melebihi Target, Prabowo Pulang dengan Komitmen Investasi Rp 294,52 Triliun dari Kunjungan Luar ...

Jumat, 22 November 2024 06:45 WIB