Berita
Presiden Jokowi Larang Ekspor Minyak Goreng per 28 April 2022, Picu Kenaikan Harga Minyak Dunia
Nicholas Alvin
Presiden Jokowi larang ekspor minyak goreng per Kamis, 28 April 2022 mendatang. (Foto: YouTube/Sekretariat Presiden)
HARIANE - Kabar Presiden Jokowi larang ekspor minyak goreng dan bahan baku minyak goreng per hari Kamis, 28 April 2022 mendatang beredar menyusul usaha pemerintah dalam mengontrol harga minyak goreng dalam negeri.
Melansir kanal YouTube resmi Sekretariat Presiden, keputusan Jokowi larang ekspor minyak goreng ini disampaikannya secara langsung di Istana Merdeka Jakarta pada hari Jumat, 22 April 2022.
Pengumuman Jokowi larang ekspor minyak goreng tersebut menyusul hasil rapat tentang pemenuhan kebutuhan pokok rakyat terkait ketersediaan minyak goreng di dalam negeri yang dipimpin langsung oleh beliau.
"Dalam rapat tersebut, telah saya putuskan pemerintah melarang ekspor bahan baku minyak goreng dan minyak goreng mulai Kamis, 28 April 2022 sampai batas waktu yang akan ditentukan," ungkap Presiden Jokowi.
Jokowi mengatakan langkah ini diambil untuk memastikan tersedianya minyak goreng di dalam negeri agar harganya terjangkau bagi masyarakat.
"Saya akan terus memantau dan mengevaluasi pelaksanaan kebijakan ini agar ketersediaan minyak goreng di dalam negeri melimpah dengan harga terjangkau," tutupnya.
BACA JUGA : 4 Tersangka Kasus Dugaan Korupsi Minyak Goreng Telah di Tetapkan, Begini Tanggapan JokowiMenanggapi keputusan Jokowi larang ekspor minyak goreng tersebut, Menteri Keuangan Sri Mulyani Indrawati mengatakan bahwa ini merupakan "langkah paling keras" yang bisa diambil pemerintah usai berbagai upaya sebelumnya gagal menstabilkan harga minyak goreng domestik. Dilansir dari Reuters, Sri Mulyani menilai langkah-langkah sebelumnya yang mewajibkan produsen untuk mencadangkan stok dalam negeri tidak menghasilkan tingkat harga yang diinginkan dan masih terlalu mahal untuk kebutuhan rumah tangga. Beliau lebih lanjut mengungkapkan bahwa langkah ini dapat menimbulkan dampak signifikan bagi negara-negara lain. "Kami tahu bahwa ini tidak akan memberikan hasil yang baik (untuk pasokan global). Jika kami tidak mengekspor, tentunya hal tersebut akan memukul negara-negara lain," tutur beliau dalam sebuah wawancara pada pertemuan International Monetary Fund and World Bank.