Gaya Hidup , Harianesia , Pilihan Editor
Rekomendasi Buku Self Improvement untuk Generasi Milenial yang Mulai Mengalami Krisis Emosional
Ichsan Muttaqin
Rekomendasi Buku Self Improvement untuk Generasi Milenial yang Mulai Mengalami Krisis Emosional
HARIANE - Rekomendasi buku self improvement untuk generasi milenial banyak dicari oleh pembaca-pembaca yang sudah mulai ‘melek’ mental health. Banyak generasi berumur 20-an yang sedang bertransisi dari remaja menuju dewasa yang baru mengalami krisis emosional mencari jati dirinya mulai membaca buku-buku pedoman yang dapat membantu dalam memecahkan krisis yang terjadi diumurnya sekarang.
Rekomendasi buku self improvement untuk generasi milenial juga sangat dibutuhkan untuk untuk anak-anak remaja yang baru bertransisi menjadi dewasa awal yang bertanya-tanya tentang masa depannya, tentang insecure-an dirinya, FOMO (Fear of Missing Out), cara melawan depresi, dan cara menanganinya.
Dikutip dari Instagram Katalogharu dan Pustaka Gramedia, berikut rekomendasi buku self improvement untuk generasi milenial yang mulai mengalami krisis emosional:
1. Filosofi Teras
Filosofi Teras adalah buku self improvement yang ditulis oleh Henry Manampiring yang terbit pada tahun 2018 ini mengajarkan pembaca nya untuk menjadi pribadi yang lebih tangguh, serta mengajarkan cara mengolah emosi agar tidak baperan. Buku ini adalah buku self improvement dengan level ringan dan gampang dimengerti dan dapat dipraktikkan oleh pembacanya dalam kehidupan sehari-hari.BACA JUGA : Penulis Hilman Hariwijaya Meninggal Dunia, Berikut Karya-karya Bukunya yang Tak Lekang Oleh Waktu
2. Insecurity is My Middle Name
Buku Alvi Syahrin yang baru terbit pada tahun 2021 ini sejak awal terbit sudah banyak menarik banyak para penggemar. Dalam buku terbarunya, Alvi mengajak pembacanya untuk menggali hal-hal yang membuat diri pembacanya merasa insecure. Pertanyaan-pertanyaan seperti “kenapa aku tidak sepintar dia” atau “kenapa aku tidak secantik dia” atau pertanyaan-pertanyaan yang ada dalam sisi insecure pembacanya seperti “ah, memang aku saja yang payah” nantinya akan dijawab oleh Alvi Syahrin dalam bukunya sekaligus cara mengatasi rasa insecure tersebut.3. I Want to Die But I Want to Eat Tteokpokki 1&2
Buku ini adalah buku self improvement yang ditulis dengan pengalaman nyata dari sang penulis, Baek See He yang terbit pada tahun 2018 untuk seri pertama dan 2020 untuk seri keduanya. Buku ini akan menggunakan sudut pandang orang ketiga yang melihat percakapan antara seorang psikolog dan pasiennya. Banyak yang dibahas dalam kedua buku ini termasuk gangguan kecemasan, cara mengatasi rasa insecure, dan cara menangani trauma yang disebabkan oleh kejadian yang terjadi dimasa lalu dalam pandangan seorang psikolog. Kelemahan buku ini adalah terjemahannya yang dianggap sangat kaku dan sedikit susah dipahami.
Tags