Berita , Ekbis
Bamsoet Minta Marketplace Tak Jadikan UMKM 'Sapi Perah' dalam Sarasehan HIPMI Yogyakarta
HARIANE – Dalam acara Sarasehan HIPMI Yogyakarta, Anggota DPR RI Bambang Soesatyo menyoroti tekanan berat yang dialami UMKM digital. Ia mengingatkan agar platform marketplace tidak menjadikan pelaku UMKM sebagai ‘sapi perah’.
Marketplace seperti Tokopedia, Shopee, dan Lazada awalnya memberi harapan bagi UMKM. Tapi kini justru menciptakan tantangan besar dalam operasional usaha kecil.
Komisi penjualan yang tinggi dinilai jadi beban utama bagi pelaku usaha. Bahkan ada yang mencapai hingga 25 persen dari setiap transaksi.
Selain komisi, pelaku UMKM juga harus menanggung biaya iklan dan administrasi. Termasuk juga potongan saat mengikuti program seperti flash sale.
Menurut Bamsoet, kebijakan sepihak dari marketplace telah membuat UMKM terjepit. Banyak yang tak punya pilihan selain tunduk pada aturan platform.
Dalam Sarasehan HIPMI Yogyakarta, ia menyebut DPR harus segera bertindak. Regulasi diperlukan agar UMKM tidak terus dirugikan oleh sistem digital yang tidak adil.
Marketplace dinilai hanya menguntungkan penyedia platform. Sementara pelaku usaha kecil justru kesulitan bertahan.
Data menyebutkan Shopee meraih pendapatan hingga 16,8 miliar dolar AS pada 2024. Tokopedia dan Lazada juga mencatat angka yang tinggi.
Namun di sisi lain, banyak pelaku UMKM justru mengalami penurunan margin. Biaya tinggi membuat mereka sulit meraih keuntungan.
Survei LD FEB UI menyebut 68 persen UMKM merasa margin usahanya terus menyusut. Sebagian bahkan terpaksa keluar dari marketplace.
Data idEA juga menunjukkan sekitar 40 persen UMKM sulit mencapai profit. Mereka terjebak dalam sistem yang terus menyedot biaya.
Bamsoet menyebut pemerintah harus hadir melindungi UMKM digital. Platform harus diatur agar tidak hanya mengeruk keuntungan.