Berita , D.I Yogyakarta
Sapi Milik Warga Depok Positif Terjangkit LSD, Ini Tips Pencegahan dari DKPP Bantul
HARIANE - Seekor sapi milik warga Depok, Kretek, Bantul dilaporkan positif terjangkit virus Lumpy Skin Disease (LSD) atau yang sering dikenal penyakit lato-lato. Penyakit ini ditandai dengan benjolan-benjolan pada kulit hewan ternak dan sempat menjadi wabah pada tahun 2022–2023 lalu.
Pemilik ternak, Awal Aryadi mengatakan, dirinya baru mengetahui bahwa ternaknya terjangkit LSD pada Minggu 6 April 2025 kemarin, setelah melihat kondisi sapinya memburuk.
"Saya baru tahu dua hari ini, Minggu sore saat ke kandang. Saya lihat jalannya aneh, lalu saya konfirmasi dokter hewan dan tim. Benar, ada satu sapi saya yang terkena LSD," katanya, Selasa 08 April 2025.
Awal mengatakan, meski tidak sepenuhnya sakit, sapi miliknya mengalami penurunan nafsu makan. Namun, setelah mendapatkan penanganan dari dinas terkait, kondisinya semakin membaik.
"Dulu tahun 2023 juga pernah ada kasus satu ekor di kandang. Bisa sembuh, tapi butuh penanganan cepat," katanya.
Kepala Dinas Ketahanan Pangan dan Pertanian (DKP) Kabupaten Bantul, Joko Waluyo mengatakan, penyakit LSD pada umumnya tidak berbahaya. Penyakit ini juga bukan tergolong penyakit zoonosis yang dapat menular ke manusia.
Meski begitu, ia tetap meminta kepada para peternak untuk waspada, karena dapat mengganggu produktivitas ternak. Penanganan dilakukan melalui penyuntikan obat, bukan vaksinasi seperti pada PMK.
"Kami imbau kepada seluruh peternak agar segera melapor jika menemukan tanda-tanda LSD pada ternaknya. Dengan penanganan cepat, penyebaran bisa dicegah," kata dia.
Untuk upaya pencegahan, pihaknya meminta agar peternak secara rutin membersihkan area kandang. Hal ini dilakukan untuk menghindari ternak terkontaminasi dengan virus dari kotoran.
"Selain itu, hindari kontak langsung antara hewan dengan hewan yang sedang dalam pengawasan medis," tuturnya.****