Berita , Budaya , Jabar
Mengenal Tradisi Syawalan di Kota Pekalongan yang Identik Dengan Lopis Raksasa
Martina Herliana
Mengenal Tradisi Syawalan di Kota Pekalongan yang Identik Dengan Lopis Raksasa
Di pagi hari setelah menunaikan sholat subuh, sebagian masyarakat berkumpul di lapangan dan menerbangkan balon-balon raksasa tersebut ke udara. Namun beberapa tahun belakangan kegiatan tersebut dilarang oleh pemerintah dan aparat pemantau lalu lintas udara karena dikhawatirkan saat balon terbang cukup tinggi di udara akan mengganggu dan membahayakan penerbangan pesawat dan juga bahaya api yang bisa membakar bangunan apabila balon tersebut jatuh ke atap-atap rumah warga dengan api yang masih menyala.
Ditambah lagi, selama 2 tahun belakangan terjadi pandemic corona yang tidak memungkinkan untuk mengadakan tradisi Syawalan di Kota Pekalongan.
"Biasanya pas Syawal pagi-pagi ada yang nerbangin balon udara. Dulu ada tapi sekarang udah di hapus. Sekarang pemerintah gak akan nerbangin balon karena sudah dilarang. Tapi banyak masyarakat yang masih melanggar, karena memang sudah tadisinya begitu jadi masih aja ada orang-orang yang kayak gitu,” ungkap Nadhilla Anis (warga asli Pekalongan), Kamis, 5 Mei 2022.
Setelah pembagian lopis selesai, biasanya pengunjung akan berbondong-bondong melanjutkan wisata ke Pantai Slamaran dan Pantai Pasir Kencana untuk berlibur bersama dengan keluarga, baik itu hanya sekedar menikmati pemandangan, menikmati udara segar di tepi pantai atau menikmati berbagai hiburan gratis yang telah dipersiapkan oleh masyarakat Krapyak.