Berita , D.I Yogyakarta

Harga Cabai Melebihi HPP, Pemkab Sleman Siapkan Langkah Stabilisasi

profile picture Wahyu Turi
Wahyu Turi
Harga cabai
Pemkab Slemab siapkan langkah stabilisasi dalam mengatasi harga cabai yang melebihi HPP. (Foto: Diskominfo Sleman)

HARIANE – Dampak perubahan iklim menyebabkan pasokan komoditas cabai di pasar berkurang. Hal tersebut juga mengakibatkan melonjaknya harga cabai di pasaran.

Terkait hal ini, Pemerintah Kabupaten Sleman berupaya mengatasi tingginya harga cabai yang saat ini berada di atas ketentuan Harga Pembelian Pemerintah (HPP) Kementerian Pertanian RI.

Kepala Bidang Hortikultura dan Perkebunan Dinas Pertanian, Pangan, dan Perikanan (DP3) Kabupaten Sleman, Immawan Nur Syaifuddin Ahmad, mengatakan bahwa instabilitas harga komoditas cabai dipengaruhi oleh faktor cuaca.

"Cuaca ekstrem dan intensitas curah hujan yang tinggi menyebabkan tanaman mati atau mengalami fusarium (penyakit layu pada tanaman)," jelasnya.

Immawan menyebut kondisi ini terjadi di semua daerah sentra cabai di Jawa.

Meski demikian, ketersediaan cabai di Kabupaten Sleman per harinya mencapai lebih kurang 1-2 ton.

“Kondisi harga cabai saat ini tinggi di atas ketentuan HPP Kementan, wajar. Karena pasokan cabai di pasar berkurang banyak akibat pertanaman cabai di petani yang rusak atau mati karena hujan dengan intensitas tinggi selama Desember 2024 kemarin,” kata Immawan.

“Cabai di Sleman panen sepanjang tahun. Namun, pada Desember 2024-Januari 2025, cuaca ekstrem, hujan deras, dan intensitasnya tinggi menyebabkan banyak pertanaman mati karena busuk batang dan fusarium. Kerusakan mencapai 70 persen, sehingga produksi atau panen menurun. Namun kecenderungan harga akan turun bulan depan, karena sudah ada panenan di sentra cabai Jawa Timur,” tambahnya.

Ia menjelaskan bahwa di pasaran, komoditas cabai rawit dibedakan menjadi beberapa jenis, yaitu ORI dan RM.

Cabai rawit ORI merupakan jenis cabai rawit yang berkulit tebal, lebih tahan lama, dan kurang pedas.

Sedangkan cabai rawit RM (Gorga) memiliki ciri berkulit tipis, tidak bisa bertahan lama, dan rasanya lebih pedas dibandingkan jenis ORI.

“Kalau OER TAVI itu jenis cabai rawit tahan virus. Di pasaran, ini masuk jenis ORI. Kalau ELX, jenis cabai merah keriting yang tahan virus,” jelasnya.

Ads Banner

BERITA TERKINI

Puluhan Wisatawan Pantai Gunungkidul Jadi Korban Sengatan Ubur-Ubur

Puluhan Wisatawan Pantai Gunungkidul Jadi Korban Sengatan Ubur-Ubur

Minggu, 29 Juni 2025
Peringatan Hari Bhayangkara ke 79 : Rekayasa Lalin dan Kantong Parkir

Peringatan Hari Bhayangkara ke 79 : Rekayasa Lalin dan Kantong Parkir

Minggu, 29 Juni 2025
Dugaan Korupsi TIK: Polda DIY Periksa 8 Saksi, JCW Soroti Eks Kadis

Dugaan Korupsi TIK: Polda DIY Periksa 8 Saksi, JCW Soroti Eks Kadis

Minggu, 29 Juni 2025
Libur Panjang, Jalur Pantai Gunungkidul Macet Panjang

Libur Panjang, Jalur Pantai Gunungkidul Macet Panjang

Minggu, 29 Juni 2025
‎Akulaku Finance Dukung UMKM Yogyakarta Lewat Edukasi Keuangan

‎Akulaku Finance Dukung UMKM Yogyakarta Lewat Edukasi Keuangan

Minggu, 29 Juni 2025
Jadwal Pemulangan Jemaah Haji 30 Juni 2025, Total 20 Kloter

Jadwal Pemulangan Jemaah Haji 30 Juni 2025, Total 20 Kloter

Minggu, 29 Juni 2025
Harga Emas Perhiasan Hari ini Minggu 29 Juni 2025, Naik atau Turun?

Harga Emas Perhiasan Hari ini Minggu 29 Juni 2025, Naik atau Turun?

Minggu, 29 Juni 2025
Sejumlah Perangkat Gamelan di Balai Padukuhan Dadapan Gunungkidul Raib Dicuri

Sejumlah Perangkat Gamelan di Balai Padukuhan Dadapan Gunungkidul Raib Dicuri

Minggu, 29 Juni 2025
Harga Emas Antam Hari ini Minggu 29 Juni 2025 Stabil, Berikut Informasinya

Harga Emas Antam Hari ini Minggu 29 Juni 2025 Stabil, Berikut Informasinya

Minggu, 29 Juni 2025
Hendak Memangsa Ayam, Ular Sanca Sepanjang 3 Meter Berhasil Diamankan Petugas Damkar

Hendak Memangsa Ayam, Ular Sanca Sepanjang 3 Meter Berhasil Diamankan Petugas Damkar

Minggu, 29 Juni 2025