Berita , D.I Yogyakarta
Kasus Mahasiswi Buang Bayi di Sewon Bantul, Polisi: Pacar Pelaku Tidak Ditetapkan Tersangka
Admin
Kasus Mahasiswi Buang Bayi di Sewon Bantul, Polisi: Pacar Pelaku Tidak Ditetapkan Tersangka
HARIANE - Kepolisian tidak menetapkan pacar mahasiswi buang bayi di Sewon Bantul sebagai tersangka.
Adapun mahasiswi buang bayi di Sewon Bantul tersebut berinisial WLR (23) warga Kabupaten Bima, NTB.
Seperti diketahui dalam pemberitaan sebelumnya aksi nekat dilakukan seorang mahasiswi buang bayi di Sewon Bantul, tak jauh dari kosannya.
Sebelum mahasiswi buang bayi hasil hubungan di luar nikah itu, ia melakukan persalinan seorang diri di kamar mandi bersama di tempatnya tinggal.
Dari keterangan WLR, ia menyembunyikan status kehamilannya dari keluarga dan teman-temannya lantaran merasa takut dan malu.
Saat WLR mengetahui kehamilannya, ia sempat memberikan kabar kepada pacarnya. Namun setelah pacarnya mengetahui informasi tersebut, nomor WLR langsung diblokir.
BACA JUGA : Kronologi Mahasiswi Buang Bayi di Bak Sampah Sewon Bantul, Terancam 9 Tahun Penjara
Pacar Mahasiswi Buang Bayi di Sewon Bantul Tidak Ditetapkan Sebagai Tersangka
Kasi Humas Polres Bantul Iptu I Nengah Jeffry menyampaikan bahwa pacar dari pelaku tidak ditetapkan sebagai tersangka oleh kepolisian. Hal tersebut dikarenakan pacar WLR tidak terlibat untuk membuang bayi tersebut. “Pacar pelaku tidak ditetapkan menjadi tersangka dikarenakan hingga sejauh ini tidak terlibat dalam pembuangan bayi malang tersebut,” terangnya, Rabu 18 Januari 2023. Untuk diketahui, WLR ditetapkan sebagai tersangka karena telah membuang bayinya di tempat dimana bayi itu ditemukan warga pada Desember 2022 lalu. Dimana kejadian ini merupakan tindak pidana penelantaran anak sesuai pasal pasal 306 Ayat 2 KUHP Jo Pasal 305 KUHP dan atau pasal 308 KUHP. Sebagaimana tertulis dalam Pasal 305 KUHP, barangsiapa menempatkan anak yang umurnya belum tujuh tahun untuk ditemukan atau meninggalkan anak itu dengan maksud untuk melepaskan diri daripadanya, diancam dengan pidana penjara. Pasal 306 ayat 2 KUHP yang berbunyi jika mengakibatkan kematian pidana penjara paling lama sembilan tahun. Dan atau Pasal 308 yang menyatakan jika seorang ibu takut akan diketahui orang tentang kelahiran anaknya, tidak lama sesudah melahirkan, menempatkan anaknya untuk ditemukan atau meninggalkannya dengan maksud untuk melepaskan diri dari padanya. “Orang tua yang menelantarkan anak wajib bertanggung jawab secara hukum dan pidana sesuai dengan yang telah dituangkan dalam Pasal 305 dan Pasal 308 KUHP. Konteks kejadiannya adalah membuang bayi yang masuk dalam pasal penelantaran anak,” jelas Jeffry. Berdasarkan keterangan awal dari WRL, ia nekat melahirkan sendiri dan membuang bayinya atas inisiatifnya sendiri dan tanpa adanya paksaan dari pihak lain. Jeffry menambahkan bahwa kasus mahasiswi buang bayi di Sewon Bantul ini akan terus didalami apabila ditemukan bukti-bukti keterlibatan orang lain. “Akan beda cerita bila bayi meninggal di bidan atau rumah sakit atau sang ibu bayi melaporkan sang pacar (ayah bayi) untuk tanggung jawab. Namun tentunya kasus ini akan terus kami dalami dan apabila ditemukan bukti-bukti terkait adanya keterlibatan orang lain termasuk pacar tersangka, tentunya akan kami proses hukum,” pungkasnya. **** (Kontributor: Wahyu Turi K)BACA JUGA : Mahasiswi di Bantul Ditemukan Meninggal Dunia di Kamar Kos, Polisi Temukan 2 Bungkus Rokok dan Sisa MuntahanBaca artikel menarik lainnya di harianejogja.com
1