Berita , D.I Yogyakarta
Lewati Seleksi Ketat, 275 Siswa di DIY Terpilih Sebagai Calon Peserta Didik Sekolah Rakyat

Siswa Sekolah Rakyat akan mengikuti jadwal harian yang ketat, mulai dari bangun pagi, kegiatan fisik, belajar di kelas, hingga pembentukan karakter dan keterampilan hidup.
Seluruh kebutuhan mereka, termasuk makan, tempat tinggal, dan seragam, ditanggung oleh pemerintah.
“Pendidikan karakter menjadi inti dari Sekolah Rakyat. Kami ingin mereka tidak hanya lulus dengan ijazah, tetapi juga keluar sebagai pribadi tangguh yang mampu membangun masa depan yang lebih baik,” sambungnya.
Endang menambahkan, para siswa yang lolos seleksi nantinya akan ditempatkan di dua lokasi berbeda.
Sebanyak 200 siswa akan belajar di kompleks Sonosewu, Bantul, yang saat ini digunakan sebagai Instalasi Rehabilitasi Sosial Napza dan difungsikan sementara sebagai Sentra Terpadu Prof. Dr. Soeharso Surakarta.
Sedangkan 75 siswa lainnya akan ditempatkan di Purwomartani, Kalasan, Sleman, yang merupakan kantor Balai Besar Pendidikan dan Pelatihan Kesejahteraan Sosial (BBPPKS) Yogyakarta.
Terkait sarana dan prasarana untuk kegiatan belajar dan asrama, saat ini sedang disiapkan oleh pemerintah pusat.
Rencananya, Pemda DIY akan memulai program Sekolah Rakyat pada Juli 2025, bertepatan dengan tahun ajaran baru di sekolah umum.
Pihaknya berharap, program Sekolah Rakyat ini menjadi langkah konkret Pemda DIY untuk memutus rantai kemiskinan melalui pendidikan berkualitas dan pembinaan karakter yang menyeluruh.
Terlebih, selain pendidikan formal setara SMA/SMK, siswa Sekolah Rakyat juga akan dibekali dengan pelatihan keterampilan vokasional dan bimbingan kewirausahaan.
“Kami tak hanya menyekolahkan anak-anak ini, tapi juga menyulut harapan baru. Anak-anak dari keluarga miskin ekstrem ini diharapkan kelak mampu mengangkat derajat keluarganya dan menjadi agen perubahan di lingkungannya,” pungkasnya.****