Berita

Berhubungan Masalah Ukraina dan Rusia, Ini Alasan Guru di Jepang Marah Pada Netizen Jepang

profile picture Admin
Admin
Berhubungan Masalah Ukraina dan Rusia, Ini Alasan Guru di Jepang Marah Pada Netizen Jepang
Berhubungan Masalah Ukraina dan Rusia, Ini Alasan Guru di Jepang Marah Pada Netizen Jepang
>HARIANE - Pada awal tahun 2022, seperti yang sudah diketahui banyak orang, ada masalah Ukraina dan Rusia yang sedang terjadi.
Alih-alih membahas inti masalah Ukraina dan Rusia, ada masalah lain yang terjadi di Jepang, yang berhubungan secara tidak langsung dengan masalah tersebut.
Dalam video berjudul "Why Japanese Teacher is ANGRY about Ukranian Translator Bashing" yang diunggah pada channel YouTube That Japanese Man Yuta tanggal 29 Maret 2022, pemilik channel tersebut menjelaskan alasan guru bahasa Jepang di Jepang marah kepada netizen Jepang yang mengomentari interpreter Ukraina, yang secara tidak langsung berhubungan dengan masalah Ukraina dan Rusia.
Langsung saja, simak cerita soal guru bahasa di Jepang yang marah terkait masalah Ukraina dan Rusia secara lengkap di sini.
Pada awal video, Yuta Aoki, seorang YouTuber yang suka membahas anime, serta bahasa dan budaya Jepang. Dia menjelaskan bahwa Presiden Ukraina Volodymyr Zelenskiy meminta bantuan ke banyak negara di dunia untuk menyelesaikan masalah Ukraina dan Rusia, salah satunya yaitu negara Jepang.
Saat itu, Presiden Ukraina mengajak bicara parlemen Jepang yang disiarkan secara langsung di YouTube dengan menggunakan bahasa Ukraina, yang tentu saja ucapannya tak dapat dimengerti oleh sebagian besar orang Jepang.
Jadi, ada interpreter yang diduga merupakan orang Ukraina, menerjemahkan secara simultan atau beriringan dengan ucapan Presiden Ukraina tersebut.
BACA JUGA : Malaysia Usulkan Bahasa Melayu Menjadi Bahasa Asean, Memicu Perdebatan Netizen 2 Negara
Lalu, beberapa orang Jepang di dalam kolom chat video yang siarkan secara langsung tersebut, mengkritik wanita yang menerjemahkan ucapan Presiden Ukraina.
Contoh komentar-komentar tersebut yaitu seperti pelafalan interpreter yang tidak seperti orang Jepang, mengatakan interpreter tersebut butuh untuk diberi interpreter juga, penerjemahannya sangat buruk, sampai ada juga yang meminta tolong untuk mengganti interpreter tersebut.
Namun, untuk menyeimbangkan bagaimana cara orang Jepang mengomentari suatu kejadian, Yuta Aoki menjelaskan bahwa pernah ada kejadian lain yang serupa sebelum kejadian ini terjadi.
Kejadian itu adalah saat politisi Jepang menyampaikan sesuatu kepada publik. Netizen Jepang mengomentarinya sambil mengejeknya dengan sebutan kakek dan pria tua.
Komentar yang diiringi dengan ejekan tersebut yaitu seperti menyuruhnya berhenti berbicara, menanyai apakah dia baik-baik saja, serta ada juga yang berkata pelafalannya tidak jelas.
Kembali lagi pada pembahasan awal yang secara tak langsung berhubungan dengan masalah Ukraina dan Rusia ini, komentar netizen Jepang terhadap interpreter tersebut membuat seseorang yang pernah berprofesi sebagai guru bahasa Jepang di Jepang membuat unggahan di Twitter.
"Sebagai orang yang pernah mengajar bahasa Jepang, orang yang menerjemahkan secara simultan atau beriringan dengan perkataan Presiden Ukraina tersebut memiliki kemampuan bahasa Jepang yang sangat bagus. Saya sangat marah karena ada yang menertawakan orang yang memiliki kemampuan kerja yang sebagus itu. Rasanya saya ingin menampar satu per satu orang yang menertawakannya." ujar akun bernama @milinfeng.
Yuta Aoki juga menambahkan bahwa kebanyakan orang Jepang setuju dengan mantan guru bahasa Jepang tersebut.
Berikut terjemahan komentar yang ada di unggahan Twitter mantan guru bahasa Jepang itu.
"Ibu saya berkata ia berhenti melihat video itu, karena videonya sulit untuk didengarkan. Jadi, saya melihatnya untuk menyaksikan seberapa buruk videonya. Namun, saya terkejut karena penerjemahannya sangat bagus. Saya pun berpikir ia adalah penerjemah yang terkenal. Tetapi, saya terkejut lagi, karena ternyata ia hanya seorang staf kedutaan." ujar akun bernama tsukiyonisomete.
"Dia sudah sangat mengesankan. Seorang native speaker pun tidak bisa menerjemahkannya ke dalam bahasa Jepang dengan lancar," tambah akun bernama imakim73088216.
Selain komentar di atas, Yuta Aoki menemukan bahwa ada banyak komentar yang membela interpreter, yang akhirnya bisa menandingi komentar negatif.
Yuta Aoki menyampaikan bahwa seharusnya orang Jepang tidak berekspektasi tinggi di saat Ukraina yang saat itu sedang diserang, hampir tidak bisa bertahan, dan sedang membutuhkan orang yang bisa melakukan sesuatu yang kompleks seperti menerjemahkan secara simultan.
Menurut Yuta Aoki, bahasa Jepang interpreter tersebut memang tidak sempurna, namun tidak sampai membuat native speaker sangat kesulitan untuk memahami pokok pembicaraannya.
Yuta Aoki menambahkan lagi bahwa interpreter tersebut telah melakukan pekerjaannya, untuk berusaha mengkomunikasikan yang ingin disampaikan oleh Presiden Ukraina kepada orang Jepang.
Jadi, agar dapat dikatakan sebagai komunikasi, menurutnya orang Jepang juga harus berusaha memahaminya.
Ia juga merasa beberapa orang berharap segalanya dapat didapatkan meski tanpa usaha sedikitpun. Namun, kenyataannya tidak seperti itu.
Yuta Aoki mengatakan hal ini sama dengan kejadian di mana orang yang belajar bahasa Jepang tidak harus bisa bahasa Jepang secara sempurna untuk dapat berkomunikasi dengan orang Jepang.
Ia pun percaya bahwa orang Jepang juga harus berusaha untuk memahami orang yang belajar bahasa Jepang itu.
Sebagai akhir dari video berdurasi 3 menit 25 detik yang berisi pembahasan mengenai alasan guru bahasa Jepang di Jepang yang marah pada netizen Jepang, yang secara tidak langsung berhubungan dengan masalah Ukraina dan Rusia ini, Yuta Aoki mengingatkan bahwa ia lega karena orang yang mengkomplain interpreter itu hanyalah minoritas saja.****(Kontributor: Nadhirah)
1
Tags
Ads Banner

BERITA TERKINI

Usai Resmi Melapor, Keempat Korban Pelecehan Seksual di Gunungkidul Jalani Visum

Usai Resmi Melapor, Keempat Korban Pelecehan Seksual di Gunungkidul Jalani Visum

Sabtu, 27 Juli 2024 06:14 WIB
Respons Kemenkes Soal Masih Ada Orang Tua yang Enggan Anaknya Diimunisasi Polio pada ...

Respons Kemenkes Soal Masih Ada Orang Tua yang Enggan Anaknya Diimunisasi Polio pada ...

Jumat, 26 Juli 2024 23:29 WIB
Kotabaru Ceria Kembali Digelar, Dimeriahkan Berbagai Kegiatan Kesenian Hingga Bazar di Pedestrian Jalan ...

Kotabaru Ceria Kembali Digelar, Dimeriahkan Berbagai Kegiatan Kesenian Hingga Bazar di Pedestrian Jalan ...

Jumat, 26 Juli 2024 23:07 WIB
Jadwal KRL Bogor Manggarai 27-31 Juli 2024, Cek Jam Berangkat Hari Ini

Jadwal KRL Bogor Manggarai 27-31 Juli 2024, Cek Jam Berangkat Hari Ini

Jumat, 26 Juli 2024 22:31 WIB
Inspiratif! Anak Pengrajin Bambu asal Buleleng Bali Diterima Kuliah Gratis di UGM

Inspiratif! Anak Pengrajin Bambu asal Buleleng Bali Diterima Kuliah Gratis di UGM

Jumat, 26 Juli 2024 21:45 WIB
Peringatan Gelombang Tinggi di Perairan Tanjung Priok, Waspada Tanggal 26 - 28 Juli ...

Peringatan Gelombang Tinggi di Perairan Tanjung Priok, Waspada Tanggal 26 - 28 Juli ...

Jumat, 26 Juli 2024 21:45 WIB
PIN Polio Tahap 2 Berlangsung, Orang Tua Enggan Anaknya Diberi Imunisasi Tambahan, Kenapa?

PIN Polio Tahap 2 Berlangsung, Orang Tua Enggan Anaknya Diberi Imunisasi Tambahan, Kenapa?

Jumat, 26 Juli 2024 21:44 WIB
Hore! Disdukcapil Buka Layanan di BCE, Perekaman E-KTP Sambil Jalan-jalan

Hore! Disdukcapil Buka Layanan di BCE, Perekaman E-KTP Sambil Jalan-jalan

Jumat, 26 Juli 2024 19:08 WIB
Per Juni 2024, DP3AP2KB Kota Yogyakarta Mencatat Puluhan Kekerasan yang Terjadi Pada Anak

Per Juni 2024, DP3AP2KB Kota Yogyakarta Mencatat Puluhan Kekerasan yang Terjadi Pada Anak

Jumat, 26 Juli 2024 18:10 WIB
Kasus Tewasnya Mahasiswa Unisa, JPW Desak Polisi Tangkap Pelaku Pembawa Sajam

Kasus Tewasnya Mahasiswa Unisa, JPW Desak Polisi Tangkap Pelaku Pembawa Sajam

Jumat, 26 Juli 2024 14:09 WIB