Mas Dhito, sapaan akrabnya menyebut untuk dijadikan sebagai tempat pemberangkatan jemaah haji ke Arab Saudi, masih perlu dipersiapkan asrama haji dan rumah sakit terdekat.
"Ini perlahan-lahan dan secara progresif kita akan lakukan itu," ungkapnya.
Melihat perkembangan pembangunan Bandara Dhoho Kediri, Mas Dhito menyebut yang masih menjadi catatan saat ini terkait konektivitas antar wilayah untuk mendukung bandara.
Konektivitas yang dimaksud yakni terkait jalan tol. Pembangunan tol Kertosono-Kediri, lanjut Mas Dhito, tengah dalam proses pembebasan lahan.
"Begitu pula tol Kediri-Tulungagung ini kita juga terus kebut bersama SKA Toll, karena konektivitas ini sangat penting sekali," bebernya.
Jalan tol Kertosono-Kediri melewati 21 desa terdampak, lima diantaranya berada di Kabupaten Kediri. Sedang, tol Kediri-Tulungagung melewati 23 desa terdampak di Kabupaten Kediri.
Demi lancaran proses pembebasan lahan untuk jalan tol itu, Pemerintah Kabupaten Kediri terus menginseftifkan kegiatan sosialisasi tak terkecuali kepada pemerintah desa terdampak.
Menyinggung soal konektivitas antar wilayah, Menhub Budi Karya Sumadi menyebut dengan kondisi akses yang ada saat ini, bandara Dhoho Kediri dinilai memiliki daya saing dibandingkan bandara lain.
Disampaikan, terdapat tujuh kabupaten/kota yang berada di sekitar Bandara Dhoho Kediri. Sedang, jarak tempuh untuk mencapai Surabaya ataupun Malang setidaknya dibutuhkan waktu sekitar tiga jam.
"Saya tidak khawatir, walaupun dengan aksesibilitas yang ada sekarang ini sudah bisa hidup, tetapi dengan rencana jalan tol yang merupakan proyek PSN Kediri akan menjadi tumpuan baru (episentrum baru di Jawa Timur)" tandasnya.****