Harianesia , D.I Yogyakarta , Artikel , Pilihan Editor
Museum Memorial Soeharto Yogyakarta: Mengenal Sisi Lain Jenderal Besar TNI Sebagai Bapak Pembangunan
Dyah Ayu Purwirasari
Museum Memorial Soeharto Yogyakarta: Mengenal Sisi Lain Jenderal Besar TNI Sebagai Bapak Pembangunan
“Itu ada sumur saya sebut sumur kenangan, yang pojok itu. Sumur itu berusia lebih dari 135 tahun karena dibangun oleh kakek beliau (Soeharto) namanya Eyang Atmosudiro”, terang Gatot Nugroho, pengelola Museum Soeharto saat dikunjungi Hariane pada Sabtu, 2 April 2022.
Museum Memorial Soeharto Yogyakarta Dibangun dengan Prinsip Mikul Dhuwur Mendem Jero
Gatot menjelaskan bahwa Museum Memorial Soeharto Yogyakarta dibangun dengan prinsip orang Jawa, yaitu ‘mikul dhuwur, mendem jero’ atau dalam bahasa Indonesia berarti ‘mengangkat tinggi, mengubur dalam’. Artinya, museum dibangun dengan niat untuk menjunjung tinggi jasa dan prestasi yang dicapai oleh Soeharto untuk kepentingan Republik Indonesia. Sedangkan aib-aib dan kekurangannya cukup dikubur atau disimpan saja. “Manusia itu tidak ada yang sempurna, pasti ada sisi postif ada sisi negatif. Jadi kebaikan, kekurangan, selalu jadi bagian dari hidup kita,” jelas Gatot.Karir Militer H.M Soeharto yang Gemilang
Sebelum menjadi presiden, Soeharto memiliki karir di Tentara Nasional Indonesia (TNI) tepatnya sebagai prajurit Angkatan Darat. Dilansir dari situs tni.mil.id, sebelum menjabat sebagai Presiden RI kedua, Soeharto memiliki pangkat sebagai Mayor Jenderal yang turut serta dalam mempertahankan kemerdekaan Indonesia dari Jepang dan Belanda. Di Museum Memorial Soeharto Yogyakarta, terdapat galeri yang menunjukkan sejarah singkat perjalanan dan pencapaian prestasi Soeharto selama masih berada di tubuh TNI. Beberapa galeri yang terdapat di area Gedung Atmosudiro ini antara lain:- Selasar Serangan Oemoem 1 Maret 1949
- Selasar Trikora/Operasi Mandala
- Selasar Kesaktian Pancasila