Pembelajaran berdiferensiasi dilaksanakan berdasarkan kondisi awal siswa.
>HARIANE - Pendidikan merupakan suatu media atau sarana yang dapat membentuk generasi yang cerdas dan memiliki karakter yang baik.
Proses pembentukan generasi yang cerdas dan berkarakter ini secara formal terjadi di sekolah. Dalam hal ini guru sangat berperan penting dalam proses pembentukan siswa agar memiliki karakter yang baik dan juga cerdas.
Menurut Ki Hajar Dewantara, pendidikan adalah tuntunan di dalam hidup tumbuhnya anak-anak.
Adapun tujuannya adalah menuntun segala kekuatan kodrat yang ada pada anak-anak itu agar mereka sebagai manusia dan anggota masyarakat dapatlah mencapai keselamatan dan kebahagiaan setinggi-tingginya.
Dari pemikiran Ki Hajar Dewantara tersebut dapat diambil kesimpulan bahwa pembelajaran yang baik adalah pembelajaran yang dilaksanakan dengan mengembalikan kepada kodrat setiap siswa.
Namun fakta di lapangan masih belum sesuai dengan filosofi pemikiran Ki Hajar Dewantara yang menjelaskan bahwa pembelajaran yang baik itu adalah pembelajaran yang menjadikan siswa sebagai pusat pembelajaran dan memenuhi kebutuhan sesuai dengan karakteristiknya.
Untuk itu melalui Kurikulum Merdeka yang diinisiasi oleh Kemdikbudristek memperkenalkan Pembelajaran Berdiferensiasi sebagai salah satu cara mewujudkan Merdeka Belajar bagi siswa.
Pembelajaran berdiferensiasi merupakan pembelajaran yang melibatkan siswa selama proses pembelajaran dan mengakomodir semua kebutuhan siswa baik dari kesiapan, minat dan bakat siswa, sehingga siswa dapat mencapai tujuan pembelajaran dan hasil belajarnya meningkat.
Pembelajaran berdiferensiasi dilaksanakan berdasarkan kondisi awal siswa bukan berdasarkan apa yang harus dicapai oleh siswa.
Untuk itu sebelum guru merencanakan pembelajaran berdiferensiasi tersebut guru perlu memahami kesiapan belajar, minat, dan gaya atau profil belajar siswa. Cara mengetahui atau memahami kesiapan belajar, minat, dan gaya atau profil belajar siswa maka perlu dilakukan asesmen diagnostik. Asesmen diagnostik dilakukan pada awal sebelum dilaksanakannya pembelajaran. Tujuan dari asesmen diagnostik ini untuk mengidentifikasi kesiapan belajar, minat, dan gaya atau profil belajar siswa. Hasil dari asesmen diagnostik ini menjadi rujukan guru untuk merencanakan pembelajaran sesuai dengan kebutuhan siswa (pembelajaran berdiferensiasi). Proses mengenali siswa, memetakan siswa, hingga merencanakan pembelajaran siswa, bukan hal yang mudah dan cepat untuk dilakukan, perlu waktu dan kesabaran. Tapi jika semua itu dapat dilakukan dengan baik dan pada pelaksanaannya juga berjalan dengan baik, siswa pasti mendapatkan kemerdekaan belajarnya. Seperti yang sedang digaungkan oleh pemerintah saat ini. Merdeka belajar, mengembalikan proses pembelajaran pada kodrat siswa, yang salah satunya dapat tercipta dengan penerapan pembelajaran berdiferensiasi. Akhirnya ketika semua siswa mendapatkan pembelajaran sesuai kebutuhannya, penilaian sesuai dengan level pengetahuannya, maka pembelajaran yang dilakukan oleh siswa akan lebih bermakna, siswa mencapai hasil pembelajaran yang tinggi dan berhasil mencapai tujuan pembelajaran yang sudah ditetapkan. **** Penulis: Desi Afita, Mahasiswa PPG Prajabatan UAD *Seluruh isi artikel sepenuhnya merupakan tanggung jawab penulis.
1