"Kami sangat senang dengan inspirasi di sini, jadi, ketika datang ke sini, mereka merasa tertarik dan senang dengan pengalaman ini, saat berinteraksi. Kami berharap bisa kembali lagi ke sini nanti," ujar Alexandra.
Sementara itu, Ketua Majelis Pemberdayaan Masyarakat (MPM) Pengurus Wilayah Muhammadiyah (PWM) DIY, Agus Amin Syaifuddin menjelaskan, pihaknya mendorong warga khususnya di Pasekan Lor untuk terus konsisten mengolah sampah berbasis rumah tangga.
Menurutnya, MPM DIY bersama JATAM siap membantu memasarkan produk-produk yang di hasilkan oleh warga di pasekan lor seperti pupuk organic cair, pelet dan kasgot dan lainnya.
Lebih lanjut dia mengatakan jika Piloting Program Pemberdayaan ini memiliki tiga value. Pertama, untuk memberi nilai tambah ekonomi bagi warga melalui pemafaatan limbah rumah tangga baik organic maupun anorganiknya.
Kedua, menjaga kelestarian lingkungan, misal warga disini tidak lagi membuang minyak jelantah di lingkungan, justru minyak jelantah disini dapat dimanfaatkan menjadi berbagai produk seperti sabun cuci piring dan lilin aroma therapi.
Ketiga, membangun Kelompok Masyarakat Berdaya (KMB),dimana dengan mereka kita dorong menjadi kelompok, kita organisir dengan baik dan kita kolaborasikan dengan kelompok binaan MPM yang lain maka kita harapakan terbagun ekosistem jaringan yang saling bersinergi dan menguatkan.
Seperti lilin aroma therapi ini bahan untuk aromanya adalah minyak atsiri yang produk atsirinya kami kolaborasikan dengan produk atsiri dari kelompok tani binaan kami yang ada di Patuk Gunungkidul, tambahnya.
Sementara itu Wakil Ketua PWM DIY, Cahyono, S.Ag. mengatakan pihaknya mendukung penuh kegiatan pengolahan sampah di Pasekan Lor yang diinisiasi MPM DIY.
“Kegiatan ini sangat bagus untuk mengedukasi masyarakat terkait tata kelola limbah rumah tangga yang ternyata semuanya bermanfaat, dari organik sampai anorganik.
"Saya kira ke depan bagaimana program seperti ini ditularkan ke ranting dalam rangka program pemberdayaan," tandasnya.
Para warga RT 3 Pasekan Lor merasa gembira karena kegiatan mereka menjadi inspirasi bahkan bagi mahasiswa dari Australia.
Agus Supriyanto, ketua Kelompok Olah Magoot Erte Telu, menyatakan harapannya untuk terus meningkatkan kualitas pengelolaan limbah organik.