Berita , D.I Yogyakarta
Penyakit Anemia di Bantul Landa 200 Remaja Putri, Dinkes Antisipasi Risiko Stunting
Untuk mengatasi persoalan tersebut, Dinkes memberikan tablet penambah darah melalui program sepekan atau sekolah peduli kasus anemia.
Dikatakan olehnya upaya tersebut dilakukan sekaligus untuk meminimalisir kasus stunting di Bantul.
“Remaja putri jadi prioritas karena mereka mau jadi calon ibu. Dengan begitu kami mempersiapkan remaja putri dalam kondisi kesehatan yang optimal saat menjadi calon pengantin sehingga saat hamil sehat, bayinya juga sehat dan mengurangi risiko terjadinya stunting. Terlebih, remaja putri juga rentan terkena anemia karena mengalami siklus menstruasi tiap bulan,” terangnya.
Marlina menjelaskan bahwa program distribusi tablet penambah darah dari Dinas Kesehatan Bantul untuk para remaja putri telah berjalan lama, tapi program tersebut sempat tersendat karena pandemi Covid-19.
“Program sepekan ini dilakukan dengan memberikan tablet tambah darah kepada remaja putri yang dilakukan tiap pekan di sekolah-sekolah di Bantul,” ujar dia.
Lebih lanjut Marlina mengatakan, praktik diet ketat pada remaja putri yang tidak sehat dan seimbang juga memicu potensi kasus stunting di Bantul.
Dengan demikian disarankan agar para remaja putri melakukan diet secara seimbang.
Ia berharap, selain peran dari Dinkes, sekolah-sekolah juga harus berperan aktif memberikan tablet tambah darah kepada remaja putri.
Selain itu sekolah juga harus menggencarkan berbagai kegiatan yang kaitannya dengan pemenuhan gizi anak.