Berita , D.I Yogyakarta
Program Salaam Summit, 100 Muslim Muda Indonesia Dilatih Jadi Pemimpin dan Agen Perdamaian
HARIANE - Latih kepemimpinan 100 muslim muda Indonesia rentang usia 17-24 tahun, Indika Foundation menyelenggarakan program nasional Salaam Summit.
Mereka dilatih agar mampu menerapkan perilaku damai serta memimpin diri dan orang lain berlandaskan Islam Wasathiyah (Islam berkeadilan), tasamuh (toleransi), ukhuwah insaniyah (persaudaraan sesama manusia), dan mantiq (logika).
Program pelatihan itu diselenggarakan melalui serangkaian Zoom Class dan Kelas Offline di Yogyakarta. Lima peserta terbaik dalam Salaam Summit akan mendapatkan dana hibah untuk melaksanakan aksi keberlanjutan yang bermanfaat bagi masyarakat.
Program Director Indika Foundation, Muhammad Abie Zaidannas Suhud menyampaikan Indika Foundation merupakan organisasi nirlaba yang bergerak di bidang perdamaian dan secara intens Indika Foundation berkomitmen menjadikan muda-mudi muslim menjadi motor perdamaian dan toleransi di Indonesia, lebih-lebih dapat memulihkan konflik.
Diharapkan kegiatan tersebut dapat mencetak pemimpin muslim muda Indonesia yang mampu mewujudkan Islam sebagai agama Rahmatan lil Alamin di Indonesia dan mendorong nilai-nilai perdamaian untuk semua anggota masyarakat, tanpa memandang latar belakang agama, suku, atau etnis.
“Kami berinisiatif untuk mengasah kemampuan pemimpin masa depan yang amanah, toleran, empatik dan adil,” kata Abie, Jumat 27 Oktober 2023.
Menteri Agama RI 2014-2019, Dr. (H.C.) KH. Lukman Hakim Saifuddin yang turut menjadi salah satu pengisi Kelas Offline dan Zoom Class pada sesi Islam Wasathiyah dalam Salaam Summit 2023 menekankan pentingnya Islam Wasathiyah yang berarti di tengah, moderat, tidak berlebihan dan tidak berkekurangan.
Ia mengatakan Salaam Summit sangat strategis dimana dalam pertemuannya mengusung perdamaian bagi kalangan muda dimana kelak mereka akan memimpin Indonesia sebagai bangsa yang plural sekaligus agamis.
“Tema ini adalah salaam, perdamaian adalah sesuatu yang mengikat semua di tengah keberagaman,” ujarnya.
“Pemimpin muslim yang menerapkan prinsip Islam Wasathiyah adalah pemimpin yang adil dan berimbang. Ia tidak akan memaksa. Ia akan memberi ruang bagi yang lain untuk berbeda pendapat, menghargai pilihan keyakinan dan pandangan hidup seseorang,” jelasnya.
Kolumnis dan aktivis, Kalis Mardiasih sebagai moderator Salaam Summit 2023 sebagai moderator memuji hadirnya ruang bagi orang muda untuk memahami toleransi.
“Melalui Salaam Summit, orang muda dapat belajar bahwa tasamuh (toleransi) bukan sekadar membiarkan perbedaan, tetapi lebih tentang sifat proaktif dari semua pihak yang terlibat untuk saling memahami dan peduli,” kata Kalis.