Berita , Budaya , D.I Yogyakarta

Singsot: Film Anyar tentang Teror Mitos Jawa yang Menghantui Mimpi, Siapa Berani Nonton?

profile picture Yohanes Angga
Yohanes Angga
Singsot: Film Anyar tentang Teror Mitos Jawa yang Menghantui Mimpi, Siapa Berani Nonton?
Para pemeran di film Singsot yang hadir saat gala premiere di Yogyakarta, Jumat 07 Maret 2025. (Foto: Hariane/ Yohanes Angga).

Teguh Mahesa berperan sebagai Mbah Darmo, Fajar Suharno sebagai Mbah Marno. Kehadiran keduanya semakin memperkuat unsur Jawa dan mistis dalam film ini. 

Bagi Wahyu, kehadiran film Singsot dengan durasi yang lebih panjang adalah salah satu bentuk tantangan dalam karirnya. Setelah sukses dengan film pendeknya, ia terpacu untuk mengangkat cerita ini ke layar lebar.

"Film ini berasal dari pengalaman saya tumbuh di Jawa, dimana mitos larangan bersiul ini sangat akrab dalam kehidupan sehari-hari. Dulu saya sendiri sering diingatkan orangtua tentang hal ini. Ada alasan budaya yang kuat dibaliknya. Kami ingin menyampaikan itu melalui film ini," ujar Wahyu disela-sela screening film di Yogyakarta, Jumat 07 Maret 2025.

Dalam versi pendeknya, Singsot berdurasi 14 menit, sedangkan film panjangnya berdurasi 75 menit dengan detail dan eksplorasi cerita yang lebih lengkap. 

Wahyu menegaskan ada pesan moral yang ingin disampaikan, terutama bagaimana masyarakat bisa menjaga dan menghormati budaya turun temurun. 

Selain itu, film ini juga menampilkan perspektif lain tentang makhluk gaib. Kisah yang tidak hanya berfokus pada satu makhluk gaib, siulan kematian menggambarkan bahwa ancaman bisa datang dari mana saja. 

"Dalam budaya kita, makhluk halus atau jin bisa menyerupai siapa saja. Itulah yang membuat teror dalam film ini terasa lebih nyata dan dekat dengan kehidupan sehari-hari," tuturnya.

Landung Simatupang turut memberikan pandangannya tentang film ini. Menurutnya, singsot bisa jadi sebagai mitos jawa yang sebetulnya belum sepenuhnya dipahami oleh siapapun.

"Di Jawa, kita mengenal konsep gugon tuhon, yaitu kepercayaan yang diwariskan turun temurun. Mitos seperti larangan bersiul ini bisa saja memiliki makna lebih dalam yang belum kita pahami sepenuhnya," ucapnya. 

Film yang diproduksi oleh Clock Work Films ini banyak menghadirkan dialog-dialog bahasa Jawa. Hal ini akan menambah kesan nuansa lokal yang begitu kental.

Ads Banner

BERITA TERKINI

Polda DIY Tetapkan 7 Orang Tersangka Kasus Mafia Tanah Mbah Tupon, Begini Kronologinya

Polda DIY Tetapkan 7 Orang Tersangka Kasus Mafia Tanah Mbah Tupon, Begini Kronologinya

Jumat, 20 Juni 2025
Pembuang Sampah Sembarangan di Bantul Terekam CCTV, Bakal Diberi Sanksi?

Pembuang Sampah Sembarangan di Bantul Terekam CCTV, Bakal Diberi Sanksi?

Jumat, 20 Juni 2025
Gerakan Bangga Pakai Lokal, Mendag Sosialisasikan Program Gaspol

Gerakan Bangga Pakai Lokal, Mendag Sosialisasikan Program Gaspol

Jumat, 20 Juni 2025
Jam Terbang Jemaah Haji Pulang 21 Juni 2025, Cek Daftar Kloter dan Embarkasinya ...

Jam Terbang Jemaah Haji Pulang 21 Juni 2025, Cek Daftar Kloter dan Embarkasinya ...

Jumat, 20 Juni 2025
Harga Emas Antam Hari ini Jumat 20 Juni 2025 Turun Tipis, Cek Disini

Harga Emas Antam Hari ini Jumat 20 Juni 2025 Turun Tipis, Cek Disini

Jumat, 20 Juni 2025
Harga Emas Perhiasan Hari ini Jumat 20 Juni 2025 Stabil, Cek Rinciannya Disini ...

Harga Emas Perhiasan Hari ini Jumat 20 Juni 2025 Stabil, Cek Rinciannya Disini ...

Jumat, 20 Juni 2025
Warga Gunungkidul Gelar Tradisi Rasul, Dalang Wayang Kulit Banjir Pentas

Warga Gunungkidul Gelar Tradisi Rasul, Dalang Wayang Kulit Banjir Pentas

Jumat, 20 Juni 2025
Mbah Tupon Digugat Perdata, Terungkap Modus Penipuan Pinjaman Tanah Libatkan Triono

Mbah Tupon Digugat Perdata, Terungkap Modus Penipuan Pinjaman Tanah Libatkan Triono

Kamis, 19 Juni 2025
Satu Tersangka Kasus Mafia Tanah Mbah Tupon Belum Ditahan, Alasan Sakit

Satu Tersangka Kasus Mafia Tanah Mbah Tupon Belum Ditahan, Alasan Sakit

Kamis, 19 Juni 2025
2 SD di Gunungkidul Bakal Diregrouping

2 SD di Gunungkidul Bakal Diregrouping

Kamis, 19 Juni 2025