HARIANE – Jelang puncak haji 1446 H, Pemerintah Arab Saudi memutuskan agar pelaksanaan program tanazul dibatalkan untuk jemaah asal Indonesia.
Menteri Agama Nasaruddin Umar menyampaikan bahwa penundaan program tanazul ini bertujuan untuk kemaslahatan dan keselamatan jemaah haji Indonesia.
Pemerintah Saudi khawatir jalan menuju hotel transit jadi padat dan berpotensi menjadi kekacauan jika program tanazul ini diterapkan.
Apalagi ada banyak negara yang menerapkan program tanazul, sementara jalan di Mina sempit. Atas pertimbangan tersebut, akhirnya tanazul untuk jemaah Indonesia di batalkan.
“Setelah kami timbang, tanazul ini menjadi isu internasional juga. Kan rata-rata negara lain melakukan tanazul, sedangkan Mina tidak ada perkembangan perluasan. Sehingga nanti akan susah mengatur lalu lintas jemaah yang pulang dan pergi melakukan lempar jumrah,” jelas Menag.
Program Tanazul Dibatalkan, Menag Imbau Jemaah Taat Jadwal Lempar Jumrah
Karena program tanazul dibatalkan, Menag imbau agar jemaah mengikuti jadwal waktu lempar jumrah yang sudah dibuat oleh syarikah.
“Insya Allah semua jemaah Indonesia akan mengikuti jam-jam lempar jumroh sesuai jadwal. Kalau jemaah negara lain mungkin akan memperebutkan waktu tertentu,” imbuh Menag.
Menag menambahkan, dengan ditundanya skema tanazul, maka jemaah akan mabit di Mina dan bermalam di tenda yang telah disediakan oleh syarikah.
“Dengan penundaan tanazul ini, jemaah akan kembali ke skema awal yaitu bermalam di tenda yang sudah disiapkan untuk masing-masing jemaah, begitu juga konsumsi,” pungkasnya.
Seperti yang telah diberitakan sebelumnya, pemerintah optimis tahun ini sebagian jemaah Indonesia akan mengikuti skema murur dan tanazul.
Namun demi keselamatan dan kemaslahatan bersama, rencana tanazul dibatalkan pada puncak haji 1446 H mendatang. ****