Dirangkum dari situs Ahram Online, nafar (penyair atau criwe) akan berada di jalan-jalan Maroko selama bulan suci untuk membangunkan umat Islam untuk sahur.
Mereka akan mengenakan pakaian tradisional Maroko berupa topi, gandora (tunik Maroko), dan sepasang sandal.
Di akhir Ramadhan, kompensasi resmi diberikan atas peran mereka dalam merangkul tradisi tua Maroko ini.
Tradisi Ramadhan ini menyebar ke seluruh Timur Tengah hingga Maroko sejak abad ketujuh, ketika seorang sahabat Nabi Muhammad berkeliaran di jalanan saat fajar menyanyikan doa-doa yang merdu.
5. Irak: Permainan Mheibes
Tradisi Ramadhan di berbagai negara selanjutnya adalah Irak di mana setelah berbuka puasa sejumlah besar warga dari berbagai kelompok usia akan berkumpul untuk bermain Mheibes (cincin).
Permainan Ramadhan tradisional yang didominasi laki-laki membutuhkan dua tim terdiri dari 40 hingga 250 pemain.
Di awal permainan, pemimpin yang membawa cincin harus menyerahkannya kepada pemain lain tanpa menarik perhatian orang lain.
Tim lawan harus memutuskan di mana cincin itu berada melalui bahasa tubuh.