Berita , D.I Yogyakarta
Waspada Leptospirosis! Sudah Ada 6 Orang Meninggal di Kota Yogyakarta

HARIANE - Dinas Kesehatan Kota Yogyakarta mencatat adanya 19 kasus leptospirosis atau penyakit kencing tikus hingga 9 Juli 2025.
Dari belasan kasus tersebut, enam orang diantaranya meninggal dunia.
Kepala Bidang Pencegahan dan Pengendalian Penyakit Dinas Kesehatan Kota Yogyakarta, Lana Unwanah, mengungkapkan kasus terakhir dialami seorang pekerja bengkel yang terjadi pada 30 Juni.
Awalnya, korban mengalami gejala demam dan sempat dirawat di rumah sakit. Namun, pada 8 Juli korban meninggal dunia.
Ia menyebut saat ini masih dalam proses penyelidikan epidemiologi lanjutan untuk mengetahui aktivitas lain yang menyebabkan korban menderita leptospirosis.
“Memang ada kenaikan yang cukup memprihatinkan. Kasus kematian cukup tinggi,” kata Lana.
Terkait kejadian ini, Pemda DIY telah mengeluarkan Surat Gubernur DIY Nomor B/400.7.9.3/564/D13 Tahun 2025 pada 5 Maret terkait Kewaspadaan Kejadian Luar Biasa (KLB) Leptospirosis dan Hantavirus.
Disusul penerbitan Surat Edaran Wali Kota Nomor 100.3.4 / 2407 Tahun 2025 Tentang Kewaspadaan Kejadian Leptospirosis dan Hantavirus oleh Pemkot Yogya.
Untuk memutus penyebaran penyakit Leptospirosis di Kota Yogyakarta, Dinas Kesehatan telah melakukan Penyelidikan Epidemiologi (PE) serta melakukan desinfeksi lingkungan bersama Dinas Pertanian dan Pangan Kota Yogyakarta.
Selain itu, Dinas Kesehatan juga mensosialisasikan bahaya leptospirosis kepada masyarakat, terutama kepada kelompok berisiko seperti petani, dan pekerja perkebunan, petugas kebersihan, aktivitas lain yang berhubungan dengan genangan air dan rekreasi air.
Serta nemasang alat perangkap tikus di lingkungan yang terdapat penderita leptospirosis.
“Kita nantinya juga melibatkan Dinas Perdagangan karena bahkan di pasar-pasar banyak barang-barang bertumpuk yang berpotensi menjadi tempat tikus", terangnya.