Ekbis
Bagaimana Danantara Mendorong Pertumbuhan Ekonomi 8% dan Menciptakan Lapangan Kerja Baru

Dengan pendekatan ini, pertumbuhan ekonomi yang saat ini berada di kisaran 5% bisa ditingkatkan secara bertahap.
Mekanisme Pengelolaan Aset dan Keberlanjutan Keuangan Negara
Danantara akan menggunakan sebagian dividen BUMN yang sebelumnya masuk ke kas negara sebagai modal awal.
Meskipun ada potensi penurunan Penerimaan Negara Bukan Pajak (PNBP) dalam jangka pendek, leverage investasi yang mencapai Rp1.000 triliun akan membantu pendanaan proyek-proyek strategis tanpa membebani Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara (APBN).
Keberhasilan Danantara akan sangat bergantung pada tata kelola yang baik dan transparansi. Dengan pengawasan dari DPR, KPK, dan institusi global, risiko intervensi politik dapat diminimalkan.
Struktur Danantara juga dirancang agar independen, dengan pemisahan peran Chief Operating Officer (COO) dan Chief Investment Officer (CIO), serta larangan bagi pejabat partai politik untuk menduduki posisi strategis.
Perbandingan dengan Sovereign Wealth Fund Negara Lain
Menurut Josua Pardede, model Danantara lebih mirip dengan Khazanah Nasional Malaysia dibandingkan dengan Temasek Holdings Singapura.
Temasek lebih berorientasi pada profit, sementara Khazanah tetap mempertimbangkan program strategis pemerintah, seperti yang diterapkan dalam Danantara.
Dengan fokus pada sektor ketahanan energi, pangan, dan hilirisasi, Danantara diharapkan dapat menjadi katalisator pertumbuhan ekonomi dan penciptaan lapangan kerja di Indonesia.
Pemerintah optimistis bahwa model ini akan menarik minat investor global, sekaligus memperkuat daya saing ekonomi nasional di tengah dinamika global.*****