Berita , D.I Yogyakarta
Banyak Wisatawan Pantai Jadi Korban Sengatan Ubur-ubur, Tim SAR: Tidak Usah Panik
HARIANE – Sebagai upaya menjamin keamanan dan kenyamanan wisatawan yang berkunjung ke pantai-pantai di Gunungkidul, Satlinmas Rescue Istimewa Wilayah Operasi II Pantai Baron terus memberikan imbauan terkait kemunculan kawanan ubur-ubur di pantai selatan Gunungkidul.
Selain itu, petugas juga melakukan penyisiran secara berkala ke kawasan-kawasan yang banyak ditemukan ubur-ubur.
Sekretaris Satlinmas Rescue Istimewa Wilayah Operasi II Pantai Baron, Surisdiyanto, mengatakan bahwa fenomena kemunculan ubur-ubur, atau yang oleh masyarakat lokal biasa disebut impes, merupakan siklus yang lazim terjadi setiap tahunnya.
Hal ini disebabkan oleh perubahan suhu laut yang mendorong kawanan ubur-ubur mencari lokasi yang lebih hangat.
Biasanya, ubur-ubur banyak muncul pada akhir Juni hingga September, atau selama musim kemarau.
“Fenomena tahunan, saat musim kemarau karena air laut dingin. Akhir Juni sampai September biasanya muncul ubur-ubur,” kata Surisdiyanto saat dihubungi melalui telepon, Senin (30/6/2025).
Habitat ubur-ubur saat musim kemarau biasanya mengapung di tengah lautan untuk mencari perairan hangat. Karena berada di permukaan air laut, ubur-ubur kemudian terbawa ombak hingga ke kawasan pantai.
Adapun bentuk ubur-ubur, Suris menjelaskan bahwa ubur-ubur memiliki warna dan bentuk yang unik, menyerupai balon, serta memiliki warna biru pada bagian tentakelnya.
Hal inilah yang sering menarik perhatian wisatawan, khususnya anak-anak, untuk menyentuhnya.
“Wisatawan yang tersengat didominasi oleh anak-anak, karena bentuknya yang unik. Padahal, ubur-ubur berbahaya jika disentuh,” ucapnya.
Terkait efek sengatan ubur-ubur, setiap wisatawan bisa mengalami reaksi yang berbeda-beda, tergantung kondisi fisik korban. Gejalanya bisa berupa gatal, panas pada bagian tubuh yang tersengat, hingga sesak napas dan pingsan.
Meski demikian, Suris mengimbau kepada wisatawan agar tidak panik apabila tersengat ubur-ubur.