HARIANE - Kepala Dinas Kesehatan Kabupaten Gunungkidul, Ismono menyebut kasus demam berdarah dengue (DBD) selama 4 bulan terakhir tembus di 601 kasus. Menurutnya, kondisi yang terjadi ini merupakan siklus 5 tahunan sehingga kasus DBD di daerah meningkat drastis.
“Total kasus demam berdarah dari bulan Januari sampai dengan akhir April kemarin mencapai 601 kasus,” kata Ismono, Senin (06/05/2024).
Ia mengatakan, traffic kasus demam berdarah sejak bulan Januari lalu terus mengalami kenaikan dan memasuki musim kemarau ini kasus sedikit mengalami penurunan. Data dari Dinas Kesehatan Gunungkidul menyebutkan, pada Januari ada 84 kasus demam berdarah, bulan Februari meningkat menjadi 197 kasus.
Puncak tingginya kasus demam berdarah di Bumi Handayani yaitu terjadi pada bulan Maret 2024 yang mencapai 216 kejadian. Seiring dengan kondisi daerah yang mulai beralih dari musim penghujan menjadi kemarau, kasus demam berdarah pun juga mengalami penurunan di bulan April kemarin yaitu sebanyak 104 kasus.
“Kalau yang seminggu terakhir tepatnya di bulan Mei ini datanya masih dientri oleh petugas. Tapi memang ada tren menurun,” ungkap dia.
Tingginya kasus demam berdarah kemarin menurut Ismono karena adanya semacam siklus 5 tahunan. Berkaca pada kejadian beberapa tahun lalu, setiap 5 tahun sekali kasus DBD di Gunungkidul selalu tinggi dibandingkan dengan tahun-tahun sebelumnya.
“Pada periode ini (4 bulan) ada 2 anak-anak yang meninggal dunia akibat demam berdarah,” jelasnya.
Lebih lanjut ia mengatakan, sebaran DBD kemarin hampir di seluruh kapanewon di Kabupaten Gunungkidul. Namun untuk darah terbanyak seperti di Kapanewon Wonosari, Semanu, Paliyan, Karangmojo, Playen, dan Ponjong.
Pihaknya menghimbau kepada masyarakat luas untuk tetap memperhatikan kebersihan lingkungan dan menerapkan pola hidup sehat. Kemudian menerapka prinsip 3 M (menguras, mengubur, dan menutup). Mulai dari menguras bak tampungan air, mengubur benda-benda kaleng, botol, ataupun plastic hingga menutup lubang pembuangan air agar tidak menjadi sarang nyamuk, termasuk bila ada genangan air lebih baik ditutup. Penggunaan abate pun juga disarankan oleh pemerintah.
“Penerapan pola hidup sehat dan mengenali kondisi lingkungan adalah hal yang utaman,” ucap Ismono.
Selain itu, tetap selalu waspada. Bila ada anggota keluarga yang bergejala sesuai dengan tanda-tanda klinis DBD untuk segera melakukan pemeriksaan di fasilitas terdekat.
“Jangan sampai telat penanganan dan justru membahayakan kondisi penderitanya. Lebih baik melakukan pencegahan dan penanganan lebih awal,” tutup dia.****