Berita , D.I Yogyakarta

Dinkes DIY Deteksi Adanya Amoeba pada Makanan yang Sebabkan Keracunan Massal di Sleman

profile picture Wahyu Turi
Wahyu Turi
Keracunan massal di sleman
Dinkes DIY deteksi adanya amoeba yang menyebabkan terjadinya keracunan massal di Sleman. (Ilustrasi: Pexels/Anna Shvets)

HARIANE – Dinas Kesehatan (Dinkes) DIY menyebut bahwa terjadinya keracunan massal di Sleman disebabkan oleh adanya amoeba pada makanan.

Untuk diketahui, peristiwa keracunan massal ini terjadi pada Minggu, 9 Februari 2025, di Krasakan, Kapanewon Tempel, setelah warga menyantap hidangan saat hajatan.

Peristiwa serupa juga terjadi di Sanggrahan, Kapanewon Mlati, setelah warga menyantap hidangan yang dibawa pulang seusai arisan pada Sabtu, 8 Februari 2025.

Data terakhir yang diperoleh Dinkes Sleman mencatat setidaknya 148 orang mengalami keracunan di Kapanewon Tempel, di mana 47 orang masih dirawat di rumah sakit.

Sedangkan di Kapanewon Mlati, tercatat total korban keracunan sebanyak 42 orang, dengan lima di antaranya masih dirawat di rumah sakit.

Kepala Dinkes DIY, Pembajun Setyaningastutie, mengungkapkan bahwa penyebab keracunan massal tersebut ditengarai berasal dari adanya amoeba pada makanan.

Diduga, lingkungan yang digunakan untuk pembuatan makanan penyebab keracunan tidak benar-benar higienis.

“Termasuk apakah air, kemudian ruangan yang dipakai, serta kebersihan lingkungan dapur itu juga menjadi masalah. Karena salah satu yang kami tengarai kemarin terdeteksi adanya amoeba di sana. Berarti ada masalah dengan makanannya,” terang Pembajun, Selasa, 11 Februari 2025.

Meski tidak menyebutkan jenis makanan yang menyebabkan keracunan massal, berdasarkan informasi yang beredar, kejadian tersebut diduga disebabkan oleh menu hidangan siomay.

Kemungkinan besar informasi tersebut benar. Pasalnya, sejumlah masyarakat tidak mengalami keracunan karena menggoreng siomay tersebut sebelum dikonsumsi.

“Kan yang dibawa pulang siomay dan uba rampenya, ya. Jadi ada sekian persen, hanya sedikit, yang terselamatkan karena memakan itu setelah digoreng terlebih dahulu. Menurut infonya begitu,” katanya.

Ia mengingatkan bahwa makanan memiliki masa simpan hanya enam jam setelah selesai dimasak hingga disajikan.

Ads Banner

BERITA TERKINI

Ditolak Warga karena Bau, Begini Tanggapan Peternak Babi di Plumutan Bambanglipuro

Ditolak Warga karena Bau, Begini Tanggapan Peternak Babi di Plumutan Bambanglipuro

Rabu, 16 April 2025
Modus Dokter Obgyn Garut saat Lecehkan Korbannya : Iming-iming USG Gratis

Modus Dokter Obgyn Garut saat Lecehkan Korbannya : Iming-iming USG Gratis

Rabu, 16 April 2025
Pasca Dipecat Atas Kasus Perselingkuhan, Pegawai di Gunungkidul Ajukan Banding

Pasca Dipecat Atas Kasus Perselingkuhan, Pegawai di Gunungkidul Ajukan Banding

Rabu, 16 April 2025
Puluhan Remaja Serang Pemukiman di Jatinegara, Warga Luka-Luka

Puluhan Remaja Serang Pemukiman di Jatinegara, Warga Luka-Luka

Rabu, 16 April 2025
Hati-hati! Uang Palsu Beredar di Pasar Playen Gunungkidul

Hati-hati! Uang Palsu Beredar di Pasar Playen Gunungkidul

Rabu, 16 April 2025
Lecehkan Pasien saat USG, Oknum Dokter Obgyn di Garut Ditangkap Polisi

Lecehkan Pasien saat USG, Oknum Dokter Obgyn di Garut Ditangkap Polisi

Rabu, 16 April 2025
Harga Emas Antam Hari ini Rabu 16 April 2025 Naik Rp 20 Ribu, ...

Harga Emas Antam Hari ini Rabu 16 April 2025 Naik Rp 20 Ribu, ...

Rabu, 16 April 2025
Dapur Sehat di Gunungkidul Akan Bertambah 2 Lokasi

Dapur Sehat di Gunungkidul Akan Bertambah 2 Lokasi

Rabu, 16 April 2025
Harga Emas Perhiasan Hari ini Rabu 16 April 2025 Naik atau Turun? Cek ...

Harga Emas Perhiasan Hari ini Rabu 16 April 2025 Naik atau Turun? Cek ...

Rabu, 16 April 2025
Geliat Literasi di Bantul: Pojok Baca sebagai Pengungkit Minat Baca Generasi Muda

Geliat Literasi di Bantul: Pojok Baca sebagai Pengungkit Minat Baca Generasi Muda

Selasa, 15 April 2025