Selanjutnya, pada dasarian I (awal) Mei, kemarau akan memasuki wilayah Gunungkidul bagian tengah dan selatan seperti Playen, Wonosari, Paliyan, Saptosari, Tanjungsari, Tepus, Girisubo, Rongkop, sebagian Karangmojo, dan Ponjong.
“Musim kemarau tahun ini diprakirakan bersifat netral, tetapi dengan curah hujan di atas normal sehingga lebih basah dari biasanya. Puncak kemarau diprediksi terjadi pada Juli mendatang, dan akhir musim kemarau diprediksi terjadi antara dasarian III September hingga dasarian II Oktober 2025,” ujar Kepala Stasiun Klimatologi DIY, Reni Kraningtyas.
Ia mengimbau masyarakat untuk tetap menjaga kesehatan dan pola makan, karena dalam kondisi cuaca seperti ini, masyarakat lebih rentan terpapar penyakit seperti batuk, pilek, flu, dan lainnya.
Selain itu, masyarakat juga diingatkan untuk waspada terhadap potensi bencana di wilayah masing-masing, seperti hujan lebat dan angin kencang di masa peralihan musim.
Termasuk pula mempersiapkan kemungkinan terjadinya bencana kekeringan di sejumlah daerah yang menjadi langganan kekeringan, serta melakukan tindakan antisipatif lainnya seperti menyesuaikan pola tanam guna mencegah gagal panen di musim kemarau.****