Berita , D.I Yogyakarta
Hari Pertama Masuk Sekolah, SMP di Gunungkidul Kekurangan Murid Baru
HARIANE – Hari pertama masuk Tahun Ajaran 2025/2026, sejumlah sekolah di Kabupaten Gunungkidul tercatat mengalami kekurangan murid baru. Salah satunya adalah Sekolah Menengah Pertama (SMP) PGRI Playen, yang berlokasi di Kapanewon Playen, Kabupaten Gunungkidul.
Kepala SMP PGRI Playen, Arif Setyo Prabowo, mengatakan bahwa dari total kuota siswa baru sebanyak 36 siswa, SMP PGRI Playen pada tahun ajaran ini hanya memperoleh 7 siswa baru. Ketujuh siswa tersebut terdiri dari 6 santri dari salah satu pondok pesantren yang berada di Kapanewon Playen, dan 1 siswa warga setempat.
"Sebenarnya ada 8 murid baru, tapi 1 orang pindah, jadi tinggal 7 siswa saja. Ketujuh siswa itu terdiri dari 6 santri dari sebuah pondok di Kalurahan Bandung, dan 1 orang merupakan warga sini," kata Arif saat ditemui di SMP PGRI Playen, Senin (14/7/2025).
Arif menjelaskan bahwa jumlah siswa di SMP PGRI Playen pada tahun-tahun sebelumnya sempat mencapai puluhan. Bahkan dalam satu angkatan bisa dibagi menjadi dua rombongan belajar.
Namun, sejak tahun 2018, jumlah siswa mulai menurun setiap tahunnya. Hingga tahun ini, hanya ada 30 siswa yang duduk di bangku SMP PGRI Playen, dengan rincian: 7 siswa kelas VII, 10 siswa kelas VIII, dan 13 siswa kelas IX.
"Karena jumlahnya sedikit, saat kegiatan Masa Pengenalan Lingkungan Sekolah (MPLS) ini kami jadikan satu di ruangan ini," jelasnya.
Gegara Zonasi
Menurut Arif, penurunan jumlah siswa mulai terjadi sejak diberlakukannya sistem zonasi. Akibatnya, jumlah anak dari wilayah sekitar tidak sebanding dengan kuota sekolah.
“Sejak diterapkannya sistem zonasi, jumlah siswa kami semakin menurun. Yang tadinya ada dua rombongan belajar yang terisi, sekarang hanya satu rombongan saja, dengan kuota yang kecil,” ujar Arif.
Meski dalam kondisi tersebut, Arif bersama dewan guru tetap berupaya memaksimalkan kegiatan belajar mengajar. Terlebih, dana Bantuan Operasional Sekolah (BOS) hanya boleh digunakan maksimal 40 persen untuk honor guru.
Diketahui, di SMP PGRI Playen terdapat 5 guru yayasan yang mengampu seluruh siswa SMP.
"Kami memotivasi para guru, karena di sekolah swasta itu hanya bergantung pada dana BOS. Jadi kami dorong guru-guru untuk bisa lulus Pendidikan Profesi Guru (PPG), agar bisa membantu mengurangi beban biaya pendidikan," ujarnya.