Berita , D.I Yogyakarta
Jogja Life Cycle Inisiasi Daur Ulang Sampah Jadi Produk Bernilai Jual

HARIANE – Warga RT 01 RW 02 Giwangan, Kota Yogyakarta, menginisiasi program daur ulang sampah plastik menjadi barang bernilai ekonomi dan berkelanjutan yang dinamakan Jogja Life Cycle.
Program di bawah naungan Forum Bank Sampah (FBS) Giwang Bersih ini memanfaatkan sampah plastik seperti botol dan tutup botol yang diolah menjadi barang-barang berguna, seperti tasbih, kursi, tatakan gelas (coaster), plakat, gantungan kunci, dan lain sebagainya.
Founder Jogja Life Cycle, Ilham Zulfa Pradipta, menceritakan awal mula hadirnya program ini saat ia memanfaatkan limbah plastik untuk diolah menjadi minyak di salah satu laboratorium milik UGM pada tahun 2021.
Sebagai nasabah bank sampah, ia kemudian diajak untuk mengumpulkan dan memilah sampah di RT 01 Giwangan. Ia melihat adanya potensi karena sampah yang dihasilkan wilayah tersebut hanya dibeli dengan harga murah oleh tengkulak.
Saat itu, ia membawa sampah plastik dari Bank Sampah Giwangan untuk diteliti di Rumah Inovasi Daur Ulang milik UGM. Dari hasil riset tersebut, sampah plastik dilelehkan dan dicetak menjadi papan.
“Dari situ saya informasikan ke Forum Bank Sampah Giwangan. Kami kemudian mendapat dukungan dari kelurahan dan Rumah Zakat,” kata Ilham, Selasa (15/7/2025).
“Alhamdulillah, sejak tahun 2023 kami sudah hadir di tengah bank sampah. Kami telah bekerja sama dengan 13 bank sampah di Giwangan. Kami membeli sampah bukan dengan harga murah, agar tidak masuk ke tengkulak tetapi langsung ke proses daur ulang. Sehingga nilai ekonomi dari sampah plastiknya cukup tinggi,” lanjutnya.
Ia berharap ke depan akan tercipta kolaborasi antara Jogja Life Cycle dengan Pemerintah Kota Yogyakarta, terutama dalam penyediaan bahan baku sampah plastik dan pemasaran hasil daur ulangnya. Hal ini penting karena mereka masih mengalami kendala dalam memasarkan produk-produk Jogja Life Cycle.
“Produk ini memiliki nilai cerita di baliknya, bukan hanya soal menyelamatkan lingkungan, tetapi juga mendukung sektor pengumpulan sampah seperti bank sampah agar mereka tetap aktif mencari dan memilah sampah,” ujarnya.
Sejauh ini, produk Jogja Life Cycle telah dipasarkan ke wilayah DIY dan Jabodetabek dengan mengandalkan pemasaran daring dan media sosial.
Adapun harga produk yang ditawarkan antara lain: coaster Rp35 ribu, gelang Rp30 ribu, tasbih Rp35 ribu, kursi Rp250 ribu, serta papan berukuran 1 meter x 40 cm dengan ketebalan 1 cm seharga Rp250 ribu.
“Pesanan terus meningkat. Harganya bersaing karena mulai dari bahan baku, persiapan, hingga proses produksi dilakukan satu per satu oleh tenaga manusia, jadi nilainya tinggi,” tambahnya.