HARIANE – Fenomena krisis siswa terjadi di beberapa daerah, tak terkecuali di Kabupaten Gunungkidul. Bahkan, ada sekolah di pusat Kota Wonosari yang tidak mendapatkan siswa pada tahun ajaran baru ini.
Seperti yang dialami SD Muhammadiyah Wareng, Kalurahan Wareng, Kapanewon Wonosari, Gunungkidul. Sekolah yang hanya berjarak sekitar 4,5 kilometer dari pusat kota Wonosari ini tidak mendapatkan siswa baru selama dua tahun terakhir.
Salah seorang guru SD Muhammadiyah Wareng, Tiara Novitasari, mengatakan bahwa pada tahun ajaran 2025/2026, SD Muhammadiyah Wareng kembali tidak mendapatkan siswa baru.
Ini bukan kali pertama, karena pada tahun sebelumnya pun sekolah yang berada di Jalan Kyai Giring tersebut juga tidak mendapatkan siswa.
“Tahun kemarin juga tidak dapat siswa, begitu juga tahun ini. Jadi, kami tidak memiliki siswa untuk kelas 1 dan kelas 2,” ucap Tiara saat ditemui di SD Muhammadiyah Wareng.
Menurutnya, ada banyak faktor yang memengaruhi kondisi tersebut, di antaranya disinyalir karena keberhasilan program Keluarga Berencana (KB). Selain itu, keberadaan banyak sekolah negeri dan swasta di sekitar lokasi juga menjadi penyebab.
“Di sini ada dua sekolah swasta dan dua sekolah negeri. Satu sekolah swasta itu baru beroperasi beberapa tahun terakhir. Belum lagi keinginan orang tua menyekolahkan anaknya di sekolah-sekolah favorit,” lanjutnya.
Ia juga menyebutkan bahwa hal ini berkaitan dengan populasi penduduk yang tidak merata.
Meski tidak memiliki siswa baru, kegiatan Masa Pengenalan Lingkungan Sekolah (MPLS) tetap berlangsung di sekolah ini dan diikuti oleh siswa kelas 3 hingga kelas 6.
Kegiatan tersebut meliputi pengenalan ruang kelas, struktur organisasi sekolah, guru baru, serta beberapa tambahan mata pelajaran.
“Siswa kami hanya 33 anak, terdiri dari kelas 3 hingga kelas 6. Tahun ini kami meluluskan 6 siswa,” katanya.
SD Muhammadiyah Wareng merupakan salah satu sekolah tertua di Kalurahan Wareng, yang berdiri sejak tahun 1971.