Berita , D.I Yogyakarta
Tanggapi Laporan Bupati Gunungkidul, Polisi Langsung Tetapkan Tersangka
HARIANE – Kepolisian telah menetapkan seorang pria berinisial BD sebagai tersangka dalam kasus penipuan yang mencatut nama Bupati Gunungkidul dan merugikan sejumlah warga di Kabupaten Gunungkidul. Saat ini, pelaku ditahan di Mapolres Gunungkidul.
“Sudah kami tindak lanjuti. Saat ini yang bersangkutan telah kami periksa dan gelar perkaranya sudah dilakukan,” kata Kanit Pidsus Satreskrim Polres Gunungkidul, Iptu Andang Patriasmono, saat ditemui di Mapolres Gunungkidul, Senin (14/7/2025).
Andang menjelaskan bahwa dari hasil gelar perkara, kasus tersebut langsung ditingkatkan ke tahap penyidikan.
“Setelah naik sidik, kami langsung tetapkan tersangka, dan saat ini pelaku sudah kami tahan,” jelasnya.
Ia menambahkan bahwa pelaku akan dijerat dengan pasal terkait tindak pidana penggelapan. Namun demikian, tidak menutup kemungkinan akan ditemukan unsur pidana lainnya seiring dengan perkembangan penyidikan.
“Ini masuk penggelapan. Memang sudah ada beberapa warga Gunungkidul yang merasa dirugikan. Tidak menutup kemungkinan akan muncul fakta baru yang terkait dengan pelaku, dan kami terbuka menerima informasi dari masyarakat,” ujar Andang.
Sebelumnya, Bupati Gunungkidul, Endah Subekti Kuntariningsih, datang langsung ke Mapolres Gunungkidul pada Senin (14/7/2025) untuk melaporkan kasus penipuan yang mencatut namanya dan menimpa sejumlah warga.
Endah mengaku bahwa dugaan kasus penipuan tersebut berhasil ia bongkar sendiri. Hal itu bermula saat ia mendatangi pelaku di salah satu rumah warga di Kalurahan Ngawu, Kapanewon Playen, pada Minggu (13/7/2025) malam. Sebelum akhirnya dibawa ke Polres, Endah sempat menginterogasi pelaku.
“Awalnya saya dihubungi, diinformasikan bahwa orang yang mencatut nama saya sedang berada di Playen. Malam itu juga saya langsung datang dan menanyainya. Dari pengakuannya, memang dia menerima uang untuk masuk ASN, dan uang itu katanya sudah dikembalikan,” kata Endah.
Endah menjelaskan bahwa pelaku sempat mengaku sebagai anggota Polri dan orang kepercayaannya. Hal itu dilakukan untuk meyakinkan calon korban.
“Dia mengaku sebagai tim sukses saya, bahkan menyebut dirinya sebagai orang yang ‘membandari’ saya. Ia berusaha meyakinkan masyarakat bahwa dirinya dekat dengan bupati. Ia juga mengaku anggota Brimob dan bagian dari intelijen negara,” jelasnya.
Berdasarkan pengakuan saat pertemuan di Ngawu, pelaku diketahui bernama Budi, berasal dari Kabupaten Kediri, Jawa Timur.