HARIANE - Musim kemarau berkepanjangan dan fenomena El Nino melanda DI Yogyakarta selama beberapa pekan terakhir.
Tak sedikit masyarakat yang beraktifitas di siang hari mengeluhkan kulit serasa terbakar akibat panas matahari yang tidak biasa di wilayah Yogyakarta.
Terkait suhu panas wilayah Yogyakarta, Kepala Kelompok Data dan Informasi Stasiun Klimatologi BMKG DIY, Etik Setyaningrum, menjelaskan berbagai faktor penyebab dari suhu panas yang dikeluhkan masyarakat.
"Fenomena El Nino yang terjadi di Bulan Oktober 2023, suhu panas pernah mencapai 36 derajat celcius dibandingkan dengan bulan - bulan sebelumnya," ujar Etik saat dihubungi Hariane, Kamis 26 Oktober 2023.
Hal ini menurutnya, disebabkan tidak adanya hujan dalam beberapa bulan terakhir serta awan yang tidak menutupi sinar matahari secara langsung.
Namun, menurutnya, suhu panas tersebut masih dalam batas wajar, suhu tinggi yang pernah melanda DI Yogyakarta sempat berada di 37 derajat celcius pada Tahun 2011 lalu.
"Namun rata - rata suhu untuk fenomena El Nino yang melanda yakni berkisar di angkat 33 sampai 35 derajat Celcius," ungkapnya.
Dilaporkanya, kurangnya curah hujan hingga beberapa bulan terakhir di Tahun 2023 mencapai level moderate atau hari tanpa hujan di wilayah DI Yogyakarta.
Suhu panas diperkirakan akan melanda hingga awal atau pertengahan Bulan Desember 2023 lalu akan memasuki masa peralihan musim atau pancaroba.
"Biasanya ditandai dengan curah hujan dengan intensitas kecil ataupun angin kencang," ungkapnya.
Etik juga menyebut berbagai dampak fenomena El Nino mulai dirasakan di wilayah Yogyakarta salah satunya yakni kekeringan.
"Namun terkait dampak dari fenomena El Nino merupakan rana dari Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD)," ungkapnya.