Artikel
Waspada Dampak Fenomena El Nino di Indonesia, Mendagri: Jangan Sampai Panic Buying
HARIANE - Belakangan ini pemerintah tengah mewaspadai dampak fenomena El Nino di Indonesia yang kemungkinan terjadi pada waktu mendatang.
Pasalnya, Badan Meteorologi, Klimatologi, dan Geofisika (BMKG) telah memprediksi terjadinya El Nino pada semester kedua hingga akhir tahun 2023.
Akibatnya, pemerintah khususnya Kementerian Dalam Negeri (Kemendagri) memberikan imbauan kepada Pemerintah Daerah untuk waspada terhadap terjadinya fenomena El Nino terutama dalam rangka pengendalian inflasi.
Sebagaimana diketahui, El Nino merupakan fenomena pemanasan Suhu Muka Laut (SML) di Samudera Pasifik bagian tengah yang memicu terjadinya kekeringan di wilayah Indonesia.
Menteri Dalam Negeri (Mendagri) Muhammad Tito Karnavian menjelaskan beberapa dampak akibat terjadinya fenomena El Nino, salah satunya terjadi kekeringan di sejumlah wilayah.
Dampak Fenomena El Nino di Indonesia
Dilansir dari laman resmi Kemendagri, El Nino dapat menyebabkan kekeringan yang nantinya berdampak pada kekurangan sumber air bersih.
Terlebih, kondisi negara Malaysia saat ini tengah dilanda panic buying air mineral yang dipicu oleh menurunnya jumlah air di bendungan sungai.
Hal tersebut membuat penduduk Malaysia berbondong-bondong membeli air mineral bahkan hingga ludes di tempat perbelanjaan.
Menurut penuturan Mendagri, apabila kebutuhan air mineral meningkat, maka harga akan naik. Kenaikan harga air dapat berdampak pada kenaikan harga barang lainnya, sehingga akan memicu terjadinya kenaikan angka inflasi.
"Kalau sudah air mineral sebagai salah satu kebutuhan dasar, itu kalau terjadi panic buying maka otomatis berlaku hukum market demand tinggi, harga akan naik. Harga naik, mahal air mineral. Air mineral ini akan berakibat kepada produk-produk itu menjadi mahal juga yang menggunakan air mineral, misalnya restoran akan menaikkan harganya," tutur Mendagri pada Senin, 22 Mei 2023.
Mendagri meminta daerah untuk waspada terhadap fenomena El Nino, khususnya wilayah Sumatera bagian timur, seperti Riau, Jambi, dan sekitarnya yang rentan terjadi kebakaran hutan.