Berita

Kemarau Panjang, Warga Gunungkidul Gelar Upacara Adat "Njaluk Udan"

profile picture RAMADHANI
RAMADHANI
Kemarau Panjang, Warga Gunungkidul Gelar Upacara Adat Njaluk Udan
Warga Kalurahan Giripurwo, Purwosari, Gunungkidul menggelar upacara adat Njaluk Udan di Pertapaan Andongsari. Foto : (doc.warga)

HARIANE – Kabupaten Gunungkidul dikenal dengan kekayaan tradisi dan budayanya yang masih terjaga dengan baik. Salah satu upacara adat yang terus dilestarikan hingga kini adalah "Njaluk Udan," sebuah ritual permohonan hujan yang digelar oleh warga Kalurahan Giripurwo.

Di tengah krisis air bersih yang melanda akibat musim kemarau panjang, masyarakat setempat berdoa agar hujan segera turun, sehingga aktivitas pertanian bisa kembali berjalan normal.

Upacara adat ini bukan hanya menjadi simbol permohonan kepada Yang Maha Kuasa, namun juga menggambarkan kebersamaan dan kearifan lokal yang diwariskan turun-temurun.

Sejarah dan Pelaksanaan Upacara Adat "Njaluk Udan"

Lurah Giripurwo, Supriyadi, menjelaskan bahwa upacara adat "Njaluk Udan" telah dilaksanakan sejak zaman nenek moyang warga Padukuhan Klampok dan Gumbeng.

Tradisi ini digelar setiap kali kemarau panjang menyebabkan kekeringan, membuat warga kesulitan mendapatkan air bersih dan tidak bisa memulai kegiatan pertanian.

"Kami biasanya melakukannya pada hari Jumat Kliwon di bulan September atau Oktober, tepat menjelang masa tanam ketika hujan tidak kunjung turun," kata Supriyadi, Jumat (20/09/2024).

Proses Persiapan dan Pelaksanaan

Persiapan upacara dimulai sejak pagi hari, di mana warga Klampok dan Gumbeng sibuk mempersiapkan ubo rampe, perlengkapan yang diperlukan untuk melaksanakan upacara adat.

Siang harinya, warga bersama tokoh masyarakat dan sesepuh membawa ingkung, makanan khas yang digunakan dalam acara adat, serta keperluan lainnya menuju petapaan Andongsari yang terletak di atas bukit.

Perjalanan menuju bukit Andongsari diiringi dengan kesenian tradisional yang menambah kekhidmatan acara.

Setibanya di lokasi, Rois atau sesepuh setempat memimpin doa bersama, memohon agar hujan segera turun untuk mengakhiri kemarau. Doa yang dipanjatkan disertai dengan teriakan warga “hujan” sebagai simbol harapan mereka kepada Allah SWT.

Ads Banner

BERITA TERKINI

Hasil Evaluasi BPKP DIY, Pemkab Bantul Diminta Perluas Jangkauan Program

Hasil Evaluasi BPKP DIY, Pemkab Bantul Diminta Perluas Jangkauan Program

Senin, 12 Mei 2025
Harga Emas Antam Hari ini Senin 12 Mei 2025 Berapa? Cek Rinciannya Disini

Harga Emas Antam Hari ini Senin 12 Mei 2025 Berapa? Cek Rinciannya Disini

Senin, 12 Mei 2025
Daftar Kloter Jemaah Haji Berangkat 13 Mei 2025, Cek Jam Penerbangannya Disini Yuk!

Daftar Kloter Jemaah Haji Berangkat 13 Mei 2025, Cek Jam Penerbangannya Disini Yuk!

Senin, 12 Mei 2025
Harga Emas Perhiasan Hari ini Senin 12 Mei 2025, Naik atau Turun?

Harga Emas Perhiasan Hari ini Senin 12 Mei 2025, Naik atau Turun?

Senin, 12 Mei 2025
Ditinggal Lihat Google Maps, Sebuah Mobil di Gunungkidul Masuk Parit

Ditinggal Lihat Google Maps, Sebuah Mobil di Gunungkidul Masuk Parit

Minggu, 11 Mei 2025
Tragis! Duel Maut Tewaskan Pelajar di Pleret Bantul

Tragis! Duel Maut Tewaskan Pelajar di Pleret Bantul

Minggu, 11 Mei 2025
Jelang Idul Adha, Ini Tips Memilih Hewan Kurban

Jelang Idul Adha, Ini Tips Memilih Hewan Kurban

Minggu, 11 Mei 2025
Pantai Gunungkidul Masih Jadi Primadona untuk Mengisi Liburan

Pantai Gunungkidul Masih Jadi Primadona untuk Mengisi Liburan

Minggu, 11 Mei 2025
Jalur Pantai Gunungkidul Macet Hingga 4 Kilometer, Penumpang Pilih Jalan Kaki

Jalur Pantai Gunungkidul Macet Hingga 4 Kilometer, Penumpang Pilih Jalan Kaki

Minggu, 11 Mei 2025
Zona Selatan Gunungkidul Mulai Panen Kacang Tanah, Petani Meraup Untung Hingga Puluhan Juta

Zona Selatan Gunungkidul Mulai Panen Kacang Tanah, Petani Meraup Untung Hingga Puluhan Juta

Minggu, 11 Mei 2025