Di rumah, sekitar pukul 20.00 WIB ketika tengah mengisi baterai ponsel, Anggit pun beristirahat sambil mendengarkan Radio Andika. Secara kebetulan tersiar berita kehilangan dompet sebagaimana ciri-ciri yang ditemukan.
Mendengar berita tersebut, Anggit lantas menghubungi pihak radio. Setelah dikonfirmasi, dia pun malam itu pergi ke stasiun radio untuk enyerahkan dompet berisi uang yang ditemukan kepada pemiliknya.
Mendengar cerita Anggit, Mas Dhito, sapaan bupati Kediri langsung memuji sifat kejujuran yang masih dijaga pada diri warganya tersebut. Dia merasa bangga dengan warganya itu yang tidak mau mengambil sesuatu yang bukan miliknya.
"Kalau sampeyan punya uang segitu untuk apa mas?," tanya Mas Dhito.
"Saya pingin lunasi hutang," jawab Anggit.
Kepada orang nomor satu di Kabupaten Kediri itu, Anggit menceritakan kondisi rumah yang ditempati bersama istri dan kedua anaknya. Rumahnya sederhana, bahkan tanah yang ditempati merupakan pemberian saudaranya.
Untuk membangun rumah, Anggit meminjam uang dari bank. Setidaknya sudah satu tahun Anggit setiap bulannya menyisihkan penghasilannya mengojek untuk membayar angsuran.
"Kalau saya pingin bantu kira-kira apa mas?" kembali Mas Dhito bertanya kepada Anggit.
Setelah berfikir sesaat, dia meminta izin kepada Mas Dhito untuk diberikan pekerjaan yang dapat memberinya penghasilan rutin.
"Kalau bisa pekerjaan pak," jawab Anggit.
Mendengar jawaban Anggit, Mas Dhito merasa senang. Dia lantas mengaku akan mencarikan pekerjaan yang diharapkan bisa memberikan penghasilan tetap dan mengangkat kesejahteraan keluarga Anggit.
Menurut Mas Dhito, dalam setiap pekerjaan kejujuran dan loyalitas itu sesuatu yang utama. Selain pekerjaan, bupati muda itu mengaku akan membantu membangunkan rumah Anggit supaya dapat lebih layak.