Bahkan, dengan uang pribadinya, Mas Dhito juga membayarkan sisa angsuran hutang Anggit ke bank. Bagi Mas Dhito, orang yang berani jujur dan berani mengatakan tidak yang bukan haknya itu harus diapresiasi.
"Mas tidak usah terima kasih pada saya, karena jenengan mengembalikan uang itu, Alloh menggunakan tangan saya bantu jenengan. Terimakasihnya kepada Gusti Alloh. Saya hanya perantara saja," ucap Mas Dhito.
Dari kisah Anggit, Mas Dhito mengajak supaya budaya kejujuran tetap terjaga dalam kehidupan sehari-hari. Terlebih dengan tagline Kediri Berbudaya, budaya kejujuran diharapkan semakin tumbuh subur di Bumi Panjalu.
Mental Anggit untuk tetap menjaga sikap jujur ditengah kondisi yang memungkinkannya menyimpan uang yang ditemukan itu patut dijadikan contoh.
"Jangan melihat orang dari pekerjaannya, tapi lihat dari hatinya. Ini pelajaran bagi saya sendiri, bagi pegawai Pemkab dan rekanan Pemkab," tutur Mas Dhito.
Kepada Aparatur Sipil Negara (ASN) di Pemkab Kediri termasuk mitra yang mengerjakan proyek Pemkab Kediri, Mas Dhito mengajak untuk tetap menjunjung tinggi budaya kejujuran.
Sementara itu, apresiasi yang diberikan Mas Dhito disambut ucapan terimakasih oleh Anggit beserta istri dan kedua anaknya yang saat itu ikut datang ke Kantor Pemkab Kediri.
"Terimakasih banyak kepada Mas Dhito atas apresiasi yang diberikan, semoga kedepannya berkah bagi keluarga saya. Kepada warga Kediri teruslah berbuat jujur, ikhlas dimanapun dan dalam kondisi apapun," begitu pesan Anggit.****