Berita , Nasional

Marak Kasus Startup PHK Massal Karyawannya, Ternyata Ini Alasan yang Mendasari Fenomena Tersebut

profile picture M Nazilul Mutaqin
M Nazilul Mutaqin
Marak Kasus Startup PHK Massal Karyawannya, Ternyata Ini Alasan yang Mendasari Fenomena Tersebut
Marak Kasus Startup PHK Massal Karyawannya, Ternyata Ini Alasan yang Mendasari Fenomena Tersebut
Dengan begitu membuat Venture Capital (VC) dan investor mulai membatasi pendanaannya pada startup. 
Namun, kondisi tersebut berbanding terbalik dengan kebiasaan startup yang bakar-bakar uang untuk mempercepat pertumbuhan perusahaan rintisan tersebut. Dimana aktivitas tersebut, tentunya membutuhkan dana yang sangat besar.
Selain ketidakpastian kondisi ekonomi dan politik, alasan startup PHK massal karyawannya juga didasari pada daya beli masyarakat yang menurun.
Daya beli masyarakat yang menurun disebabkan oleh harga barang yang terus naik, akibat inflasi yang mengalami kenaikan juga. 
Alhasil, kebiasaan masyarakat yang dulunya bisa membeli barang dengan lebih banyak. Kini barang yang bisa dibeli menjadi lebih sedikit. 
Perubahan daya beli masyarakat yang cenderung menurun ini tentunya akan mengurangi omzet dan laba perusahaan. 
Sebab itulah, perusahaan harus melakukan cost efficiency dengan memangkas biaya operasional. Caranya dengan menutup unit bisnis yang tidak menguntungkan atau mengurangi gaji karyawannya.
Selain itu, hal yang mudah sekaligus sulit untuk dilakukan adalah melakukan PHK karyawannya.

Benarkah Startup PHK Massal Karyawannya Berkaitan dengan Dotcom Bubble?

Startup PHK massal karyawannya
Kasus startup PHK massal karyawannya mirip dengan fenomena Dotcom Bubble yang terjadi di awal tahun 2000-an. (Foto: Pexels/Burak The Weekender)
Selain kedua alasan yang disampaikan Felicia di atas, nyatanya banyak juga yang menghubungkan kasus startup PHK massal karyawannya dengan fenomena Dotcom Bubble yang terjadi di awal tahun 2000-an. 
Perusahaan rintisan yang mulai populer pada tahun 2000-an faktanya memang mirip dengan fenomena Dotcom Bubble. Dimana kedua mempunyai pertumbuhan ekonomi dan nilai pasar yang melonjak tinggi.
Sayangnya, kebanyakan perusahaan teknologi yang terlalu hype tersebut dinilai overvalued dengan performa yang kurang. Sehingga membuat aksi jual besar-besaran terjadi. 
Ads Banner

BERITA TERKINI

Polres Bantul Buka Layanan Pembuatan SIM D, Khusus Untuk Difabel

Polres Bantul Buka Layanan Pembuatan SIM D, Khusus Untuk Difabel

Jumat, 22 November 2024 12:54 WIB
Harga Emas Perhiasan Hari ini Jumat 22 November 2024 Naik atau Turun? Cek ...

Harga Emas Perhiasan Hari ini Jumat 22 November 2024 Naik atau Turun? Cek ...

Jumat, 22 November 2024 10:04 WIB
WOW! Harga Emas Antam Hari ini Jumat 22 November 2024 Naik Rp 22.000 ...

WOW! Harga Emas Antam Hari ini Jumat 22 November 2024 Naik Rp 22.000 ...

Jumat, 22 November 2024 09:33 WIB
Jelang Hari Pencoblosan, Calon Bupati Gunungkidul Lari Sejauh 42 Kilometer

Jelang Hari Pencoblosan, Calon Bupati Gunungkidul Lari Sejauh 42 Kilometer

Jumat, 22 November 2024 09:05 WIB
Banyak Gen Z Terjerat Pinjol, Home Credit Literasikan Keuangan ke Mahasiswa UGM

Banyak Gen Z Terjerat Pinjol, Home Credit Literasikan Keuangan ke Mahasiswa UGM

Jumat, 22 November 2024 07:37 WIB
Melebihi Target, Prabowo Pulang dengan Komitmen Investasi Rp 294,52 Triliun dari Kunjungan Luar ...

Melebihi Target, Prabowo Pulang dengan Komitmen Investasi Rp 294,52 Triliun dari Kunjungan Luar ...

Jumat, 22 November 2024 06:45 WIB
Lakalantas Simpang tiga Sogan, Tiga Orang Jadi Korban

Lakalantas Simpang tiga Sogan, Tiga Orang Jadi Korban

Kamis, 21 November 2024 23:06 WIB
Dukungan bagi Pasangan Calon Agung-Ambar Makin Bertambah

Dukungan bagi Pasangan Calon Agung-Ambar Makin Bertambah

Kamis, 21 November 2024 22:38 WIB
Paslon Marija-Yusron Gelar Kampanye di Pasar Bendungan

Paslon Marija-Yusron Gelar Kampanye di Pasar Bendungan

Kamis, 21 November 2024 21:44 WIB
Novida-Rini Dapatkan Dukungan dari Forum Silaturahmi Kyai Kampung

Novida-Rini Dapatkan Dukungan dari Forum Silaturahmi Kyai Kampung

Kamis, 21 November 2024 21:34 WIB