Berita , Nasional

Marak Kasus Startup PHK Massal Karyawannya, Ternyata Ini Alasan yang Mendasari Fenomena Tersebut

profile picture M Nazilul Mutaqin
M Nazilul Mutaqin
Marak Kasus Startup PHK Massal Karyawannya, Ternyata Ini Alasan yang Mendasari Fenomena Tersebut
Marak Kasus Startup PHK Massal Karyawannya, Ternyata Ini Alasan yang Mendasari Fenomena Tersebut
HARIANE - Jagat dunia maya belakangan ini ramai soal salah satu startup PHK massal karyawannya. Dimana perusahaan rintisan GoTo memecat 1300 karyawannya pada Jumat, 18 November 2022.
Selain GoTo, ternyata kasus startup PHK massal karyawannya juga marak terjadi dua tahun terakhir, pasca pandemi Covid-19.
Lantas, apa yang mendasari startup PHK massal karyawannya tersebut? Lebih jelasnya berikut ini ulasan lengkapnya.

Alasan Startup PHK Massal Karyawannya

Startup PHK massal karyawannya
Inflasi yang dialami Amerika Serikat jadi salah satu alasan startup PHK massal karyawannya pada 2022. (Foto: Pexels/Alexander Mils)
Pemutusan hubungan kerja (PHK) atau pemecatan memang menjadi hal yang lumrah di sebuah perusahaan. Sebab, hal tersebut berkaitan langsung dengan kebijakan perusahaan itu sendiri.
Namun, apa yang sebenarnya melatarbelakangi fenomena pemecatan massal pada sebuah perusahaan tersebut?
Dilansir dari kanal YouTube Felicia Putri Tjiasaka, alasan startup PHK massal karyawannya lantaran adanya ketidakpastian kondisi ekonomi dan politik di dunia.
Konflik yang melibatkan Rusia dan Ukrania beberapa bulan lalu sangat berpengaruh terhadap kondisi makro ekonomi. Dimana hal ini menimbulkan ketidakpastian akan hal yang terjadi ke depannya.
Ketidakpastian kondisi ekonomi dan politik tersebut membuat para investor menjual asetnya, dalam hal ini berupa perusahaan rintisan yang dimilikinya. Sehingga membuat market menjadi terkoreksi atau penurunan.
Selain itu, inflasi yang dialami Amerika Serikat yang menyentuh angka 8,6 persen pada Mei 2022 juga menjadi faktor yang mempengaruhi ketidakpastian kondisi ekonomi. Dimana inflasi tersebut jadi yang terbesar dalam 40 tahun terakhir.
BACA JUGA : Dampak Tarif Cukai Rokok Naik 10 Persen di 2023 dan 2024, Tidak Hanya Berimbas ke Inflasi
Alhasil, Bank sentral Amerika Serikat (The FED) mengeluarkan kebijakan dengan menaikkan suku bunga acuan. Dimana kebijakan ini membuat bank lebih selektif dalam memberikan pinjamannya.
Ads Banner

BERITA TERKINI

Tabrak Truk dari Belakang, Pengendara Motor Meninggal Dunia

Tabrak Truk dari Belakang, Pengendara Motor Meninggal Dunia

Jumat, 22 November 2024 20:29 WIB
4 SPBU Disegel Karena Pakai Alat Untuk Curangi Konsumen, Begini Kata Hiswana Migas ...

4 SPBU Disegel Karena Pakai Alat Untuk Curangi Konsumen, Begini Kata Hiswana Migas ...

Jumat, 22 November 2024 20:05 WIB
Agung-Ambar Dapatkan Dukungan dari Keluarga Matahari 1912

Agung-Ambar Dapatkan Dukungan dari Keluarga Matahari 1912

Jumat, 22 November 2024 19:44 WIB
Bawaslu Sleman Minta KPU Antisipasi TPS Rawan

Bawaslu Sleman Minta KPU Antisipasi TPS Rawan

Jumat, 22 November 2024 18:49 WIB
Polres Bantul Buka Layanan Pembuatan SIM D, Khusus Untuk Difabel

Polres Bantul Buka Layanan Pembuatan SIM D, Khusus Untuk Difabel

Jumat, 22 November 2024 12:54 WIB
Harga Emas Perhiasan Hari ini Jumat 22 November 2024 Naik atau Turun? Cek ...

Harga Emas Perhiasan Hari ini Jumat 22 November 2024 Naik atau Turun? Cek ...

Jumat, 22 November 2024 10:04 WIB
WOW! Harga Emas Antam Hari ini Jumat 22 November 2024 Naik Rp 22.000 ...

WOW! Harga Emas Antam Hari ini Jumat 22 November 2024 Naik Rp 22.000 ...

Jumat, 22 November 2024 09:33 WIB
Jelang Hari Pencoblosan, Calon Bupati Gunungkidul Lari Sejauh 42 Kilometer

Jelang Hari Pencoblosan, Calon Bupati Gunungkidul Lari Sejauh 42 Kilometer

Jumat, 22 November 2024 09:05 WIB
Banyak Gen Z Terjerat Pinjol, Home Credit Literasikan Keuangan ke Mahasiswa UGM

Banyak Gen Z Terjerat Pinjol, Home Credit Literasikan Keuangan ke Mahasiswa UGM

Jumat, 22 November 2024 07:37 WIB
Melebihi Target, Prabowo Pulang dengan Komitmen Investasi Rp 294,52 Triliun dari Kunjungan Luar ...

Melebihi Target, Prabowo Pulang dengan Komitmen Investasi Rp 294,52 Triliun dari Kunjungan Luar ...

Jumat, 22 November 2024 06:45 WIB