Terkait dengan meningkatnya kesadaran masyarakat DIY terhadap kesehatan jiwa, screening awal lebih banyak dilakukan oleh kelompok-kelompok remaja.
Namun, bagaimana mereka menyikapi adanya kecemasan dan gejala gangguan jiwa lainnya perlu pendampingan dari keluarga atau orang tua.
"Termasuk kita yang masuk dalam usia dewasa dan produktif. Misalnya, jika ada rambu-rambu dan belum membutuhkan layanan psikolog, paling tidak berceritalah kepada teman-teman terdekat. Makanya kita harus ramah pada diri kita. Misalnya, jika capek, ya istirahat. Butuh jeda itu hal-hal yang perlu disadari supaya kita paham bahwa kesehatan jiwa itu bagian yang pokok," ujarnya.
Ia menambahkan, kesehatan jiwa ada kaitannya dengan kesehatan fisik. Jika kesehatan jiwa tidak tertangani dan tertumpuk, bisa menyebabkan kecenderungan depresi ringan hingga depresi berat.
"Angkanya memang naik karena faktornya bisa jadi karena gaya hidup. Beban pekerjaan itu bisa jadi stresor. Kalau di lingkungan masyarakat, biasanya karena ekonomi, masalah hubungan, masalah keluarga, itu jadi faktor dominan, termasuk kekerasan," tandasnya.****