Berita , D.I Yogyakarta
Terkendala Biaya, Jenazah Buruh Migran Asal Gunungkidul Belum Bisa Dipulangkan ke Indonesia
HARIANE – Kabar duka menyelimuti keluarga Marno, warga Padukuhan Mulusan, Kalurahan Mulusan, Kapanewon Paliyan, Kabupaten Gunungkidul. Marno menerima kabar bahwa adik iparnya, Slamet Nugraha (42), meninggal dunia saat bekerja sebagai Pekerja Migran Indonesia (PMI) di Taiwan.
Kesedihan tak berhenti sampai di situ. Setelah menerima kabar duka tersebut, keluarga Marno juga menghadapi kesulitan untuk memulangkan jenazah Slamet ke Indonesia.
“Kebetulan ada teman (PMI) yang pulang ke sini dan mengabarkan bahwa adik ipar saya dibawa ke rumah sakit. Setelah dijenguk temannya di sana (Taiwan), ternyata sudah meninggal dunia,” ujar Marno saat ditemui di rumahnya di Paliyan, Kamis (26/6/2025).
Marno menjelaskan bahwa dirinya dan keluarga menerima kabar tentang meninggalnya Slamet pada Sabtu (21/6/2025) malam.
“Kami mendapat kabar Sabtu malam, sekitar pukul 20.15 WIB. Waktu itu saya sedang ada pertemuan, lalu dikabari,” jelasnya sambil sesekali mengusap air mata.
Slamet diketahui telah bekerja di Taiwan selama enam tahun terakhir. Namun, statusnya di sana merupakan pekerja ilegal. Meskipun demikian, komunikasi antara Slamet dan keluarganya di Indonesia tetap terjalin erat.
“Hampir setiap hari, Slamet menghubungi keluarga, baik lewat video call maupun sekadar mengirim pesan,” tambah Marno.
Pada Sabtu pagi, sebelum menerima kabar duka, Marno dan istrinya masih sempat berbicara dengan Slamet lewat telepon.
“Sabtu pagi masih telponan dengan istri saya, lalu sorenya kami mendapat kabar bahwa Slamet meninggal. Setelah itu kami coba hubungi lagi, tapi sudah tidak bisa,” katanya.
Sejak menerima kabar duka tersebut, Marno dan keluarga belum mendapatkan foto kondisi jenazah Slamet.
Ia juga mengungkapkan bahwa Slamet sempat mengeluhkan kondisi kesehatannya beberapa waktu terakhir.
“Teman-temannya di sana juga sudah menyarankan untuk periksa ke dokter, tapi karena tidak ada dana—karena harus mencukupi kebutuhan keluarga di sini—jadi hanya beli obat warung saja,” jelasnya.