Berita , D.I Yogyakarta
Visualisasikan Tokoh Panji di Berbagai Negara, Kemendikbudristek Gelar ASEAN Panji Festival 2023
HARIANE - ASEAN Panji Festival 2023 digelar oleh Kementerian Pendidikan, Kebudayaan, Riset, dan Teknologi (Kemendikbudristek) di lima kota Indonesia antaranya Yogyakarta, Solo, Kediri, Malang, dan Surabaya.
Festival Panji Internasional ini dilaksanakan pada 07-29 Oktober 2023 yang menampilkan pergelaran lakon cerita Panji Semirang dengan mengusung tema Kisah Panji/Inao: Merajut Keberagaman Budaya di Asia Tenggara.
Dimana dibagi ke dalam beberapa bagian untuk dikolaborasikan oleh 10 Negara ASEAN yaitu Brunei Darussalam, Kamboja, Laos, Malaysia, Myanmar, Filipina, Singapura, Thailand, Vietnam, dan Indonesia.
Tujuan utama dari ASEAN Panji Festival 2023 ini tak lain untuk mempromosikan warisan budaya Panji (Inao) yang dimiliki negara anggota ASEAN.
Selain itu, kegiatan ini juga diharapkan dapat meningkatkan pemahaman lintas budaya dan pengetahuan bersama antar negara ASEAN.
Direktur Jenderal Kebudayaan Kemendikbudristek, Hilman Farid mengatakan cerita Panji mempertemukan berbagai bentuk ekspresi dari tokoh ini di berbagai negara dalam format festival.
“Dan ini mungkin karena tema universalnya adalah cinta, petualangan, dan tentu saja identitas,” kata Hilman, Jumat, 13 Oktober 2023.
Disebutnya format festival ini tetap lah klasik, namun juga mengimbuhkan unsur modern dan kontemporer untuk menunjukkan perkembangan Panji dari waktu ke waktu.
Tak hanya berkembang di Jawa, narasi tokoh Panji tersebar di negara-negara se-Asia. Padahal cerita tentang Panji ini berasal dari Jawa sekitar 700-800 tahun yang lalu.
Karena usianya yang sudah tua, ia tak menampik visualisasi cerita Panji ini berbeda dengan yang dapat dilihat sekarang, utamanya pertunjukan cerita Panji dalam festival ini.
Ada kemungkiman di masa mendatang visualisasi Panji akan ada perkembangan dengan menambahkan elemen-elemen baru.
“Karena kita tidak memiliki ekspresi tradisional mengenai detail menyenangkan melalui tari, teater, dan seni visual, kita juga harus menyadari sifat penceritaan yang terus berkembang,” ujarnya.