Berita

WMO: Gelombang Panas 2023 Memperburuk Kualitas Udara, Lebih Parah Ketimbang Tahun Lalu

profile picture Edmundus Roke Wea
Edmundus Roke Wea
WMO: Gelombang Panas 2023 Memperburuk Kualitas Udara, Lebih Parah Ketimbang Tahun Lalu
Gelombang panas 2023 diperkirakan akan masih berlangsung di masa mendatang. (Ilustrasi: Pixabay/garten-gg)

Pada 2022 gelombang panas yang disertai intrusi debu gurun di seluruh Eropa menyebabkan kualitas udara pada level yang berbahaya.

Namun gelombang panas 2023 saat ini disebut jauh lebih ekstrim dibandingkan gelombang panas 2022.

Juli adalah bulan terpanas sepanjang sejarah, dengan panas yang intens di banyak bagian belahan bumi utara dan hal ini berlanjut hingga Agustus.

Kebakaran hutan telah melanda sebagian besar wilayah Kanada, menyebabkan kerusakan dan kematian tragis di Hawaii, dan juga menimbulkan kerusakan besar serta korban di wilayah Mediterania.

Hal ini menyebabkan tingkat kualitas udara berbahaya bagi jutaan orang, dan mengirimkan awan asap ke Samudra Atlantik dan hingga ke Arktik.

Gelombang panas dan kebakaran hutan disebut memiliki hubungan yang erat dan bisa memperparah kondisi. 

"Asap dari kebakaran hutan mengandung campuran bahan kimia yang memengaruhi tidak hanya kualitas udara dan kesehatan, tetapi juga merusak tanaman, ekosistem, dan tanaman. Selain itu juga menyebabkan lebih banyak emisi karbon serta lebih banyak gas rumah kaca di atmosfer," kata Dr. Lorenzo Labrador, seorang ilmuwan di WMO.

Perubahan iklim yang disebabkan oleh gas rumah kaca yang memperburuk gelombang panas 2023 dari aktivitas manusia adalah ancaman global jangka panjang.

Selain berdampak buruk pada manusia, kualitas udara buruk juga berpengaruh negatif pada kesehatan ekosistem karena polutan udara seperti nitrogen, sulfur, dan ozon diserap oleh tanaman, merusak lingkungan dan mengurangi hasil pertanian.

Selain itu wilayah perkotaan sering terdiri dari bangunan dan infrastruktur yang mencapai ketinggian 100 m atau lebih bisa memengaruhi pola angin dan suhu dibandingkan dengan daerah pedesaan sekitarnya.

Gelombang panas 2023 saat ini dan perubahan iklim yang terjadi diperkirakan akan masih akan berlangsung di masa mendatang. ****

Baca artikel menarik lainnya di Harianejogja.com

Ads Banner

BERITA TERKINI

‎Jembatan Pandansimo Bantul, Akses Penghubung Dua Kabupaten yang Pakai Teknologi Tahan Gempa

‎Jembatan Pandansimo Bantul, Akses Penghubung Dua Kabupaten yang Pakai Teknologi Tahan Gempa

Senin, 30 Juni 2025
Libur Panjang, Pelajar Tetap Terima Makanan Kemasan dan Susu

Libur Panjang, Pelajar Tetap Terima Makanan Kemasan dan Susu

Senin, 30 Juni 2025
‎Pengerjaan Fisik Rampung, Komisi C DPRD DIY Harap Jembatan Pandansimo Bantul Segera Dioperasikan

‎Pengerjaan Fisik Rampung, Komisi C DPRD DIY Harap Jembatan Pandansimo Bantul Segera Dioperasikan

Senin, 30 Juni 2025
Pemkab Gunungkidul Ingatkan Warga yang Ingin Bekerja di Luar Negeri Agar Lewat Jalur ...

Pemkab Gunungkidul Ingatkan Warga yang Ingin Bekerja di Luar Negeri Agar Lewat Jalur ...

Senin, 30 Juni 2025
Wow! Libur Tahun Baru Islam PAD Gunungkidul Tembus 400 Juta

Wow! Libur Tahun Baru Islam PAD Gunungkidul Tembus 400 Juta

Senin, 30 Juni 2025
Kecelakaan di Bambanglipuro Bantul, Remaja 16 Tahun Tewas Tabrak Mobil Mau Belok

Kecelakaan di Bambanglipuro Bantul, Remaja 16 Tahun Tewas Tabrak Mobil Mau Belok

Senin, 30 Juni 2025
Mengenal Tradisi Sambatan yang Masih Dipegang Teguh Warga Gunungkidul

Mengenal Tradisi Sambatan yang Masih Dipegang Teguh Warga Gunungkidul

Senin, 30 Juni 2025
Jadwal Pemulangan Jemaah Haji 1 Juli 2025, Total 19 Kloter

Jadwal Pemulangan Jemaah Haji 1 Juli 2025, Total 19 Kloter

Senin, 30 Juni 2025
Banyak Wisatawan Pantai Jadi Korban Sengatan Ubur-ubur, Tim SAR: Tidak Usah Panik

Banyak Wisatawan Pantai Jadi Korban Sengatan Ubur-ubur, Tim SAR: Tidak Usah Panik

Senin, 30 Juni 2025
Harga Emas Antam Hari ini Senin 30 Juni 2025 Turun Lagi

Harga Emas Antam Hari ini Senin 30 Juni 2025 Turun Lagi

Senin, 30 Juni 2025