HARIANE - Imbas penutupan Tempat Pembuangan Akhir (TPA) Regional Piyungan menjadi kekhawatiran warga di beberapa kabupaten/kota Daerah Istimewa Yogyakarta (DIY) akan penanganan sampah beberapa minggu ke depan.
Kepanikan masyarakat nampak dari meningkatnya permintaan jasa pengelolaan sampah salah satunya Badan Usaha Milik Kalurahan (BUMKAL) Guwosari, Kapanewon Bantul, DIY.
Kepala Unit BUMKAL Guwosari, Muhammad Nur Muntaha mengatakan, dua hari penutupan TPA Regional Piyungan, pihaknya mendapatkan banyak permintaan baik dari warga Kalurahan Guwosari hingga Kabupaten Sleman.
"Kalau dari warga Kalurahan Guwosari kami baru menerima nasabah 15 orang, namun banyak permintaan dari luar kalurahan seperti kemarin warga di Kabupaten Sleman," ujar Muntaha saat ditemui Hariane, Rabu 26 Juli 2023.
Ia mengungkapkan pihaknya hanya berfokus di penanganan sampah warga Guwosari atau rumah-rumah yang di luar kalurahan namun dapat dijangkau.
Ia tak memungkiri pihaknya menolak sejumlah permintaan penanganan sampah di luar kalurahan bahkan hingga luar Kabupaten Bantul.
"Nasabah kami sempat panik saat TPA Piyungan ditutup, dan mulai bertanya-tanya apakah kami juga berhenti beroperasi apa tidak, tetapi kami tidak berhenti beroperasi karena sampah yang kami tampung tidak di buang ke sana (TPA Piyungan)," ujarnya.
Meskipun begitu, pasca ditutupnya TPA Regional Piyungan, pihaknya kini mewajibkan nasabah untuk dapat memilah sampah sendiri sebelum diserahkan BUMKAL Guwosari.
Lebih lanjut, Muntaha menjelaskan pihaknya akan membagikan dua plastik stimulan berwarna merah dan kuning untuk pemilahan sampah organik dan anorganik ke seluruh nasabahnya.
"Hal itu sebagai edukasi masyarakat tentang pemilahan sampah dan mengingat sumber daya manusia serta sarana pengolahan sampah terbatas," ucapnya.
BUMKAL Guwosari memiliki 4 jenis pengelolaan sampah organik dan anorganik seperti, sampah organik membusuk, organik taman, residu dan anorganik.