Berita , Pendidikan
Jokowi di Forum Rektor Indonesia 2024: Anggaran Riset Ditambah, Presiden Selanjutnya Tak Akan Berani Potong
HARIANE - Konvensi XXIX dan Temu Tahunan XXV Forum Rektor Indonesia 2024 dibuka hari ini Senin, 15 Januari 2024 di Graha Universitas Negeri Surabaya.
Acara yang digelar dua hari itu dibuka langsung oleh Presiden RI Joko Widodo yang tiba di Bandar Udara Internasional Juanda pukul 07.40 WIB menggunakan Pesawat RI.
Di depan para rektor dan pimpinan perguruan tinggi negeri maupun swasta se-Indonesia, Jokowi menyampaikan akan menambah anggaran yang dibutuhkan untuk riset di perguruan tinggi.
Hal tersebut terkait dengan peran penting perguruan tinggi di Indonesia sebagai lembaga riset.
Ia mencontohkan negara tetangga, Vietnam, yang memiliki satu perusahaan dengan 2.400 periset di bagian RND. Vietnam juga disebut memiliiki income per kapita 4.300 USD.
"Kita sekarang sudah kira-kira 5.100. Padahal Vietnam mulainya di tahun 1975 itu baru selesai perang artinya 30 tahun duluan kita tapi mereka ngebut kenceng dan hati-hati income per kapitanya hampir melampaui kita," ungkap Jokowi.
Dalam sambutannya, Jokowi menyebutkan lembaga perguruan tinggi memiliki peran yang penting untuk mencetak SDM unggul yang tidak hanya menguasai ilmu tetapi juga inovatif dan menghasilkan karya berkualitas.
"Di sisi lain perguruan tinggi juga punya tugas untuk menjadi lembaga riset, kuncinya di sini," jelas Jokowi.
Kembali membandingkan dengan Vietnam, Presiden menyebut negara tersebut mengintegrasikan universitas dengan industri.
Oleh karena itu untuk memaksimalkan peran universitas terhadap inovasi dan riset di Indonesia, Presiden mengungkapkan akan memerintahkan BRIN untuk menjadi orkestrator penelitian bersama Bappenas sedangkan universitas akan menjadi pelaku risetnya.
Jokowi pun meminta anggaran untuk hal tersebut diperbesar yang harus dimulai sekarang sehingga meski Presiden RI berganti, anggaran tersebut akan tetap jalan.
"Presiden yang akan datang pasti mau tidak mau melanjutkan, entah itu 01 entah 02 itu entah 03. Tapi dimulai dulu, nggak mungkin kalau sudah menambahkan banyak kemudian Presiden yang akan datang motong nggak akan berani," ujarnya.