Pendidikan , Budaya , Pilihan Editor , Headline
Khatam Al-Quran Agam Ditetapkan Sebagai Warisan Budaya Tak Benda Indonesia, Simak Fakta Unik Tradisi Khatam Al-Qur’an di Luhak Agam

Dalam Minang Kabau dikenal sebuah pepatah yang sarat makna yaitu, ”Satinggi-tingginyo tabangnyo bangau, hinggoknyo di kubangan juo.” Maknanya sejauh apapun seseorang merantau maka suatu saat dia akan kembali ke kampung halamannya. Sebagai bentuk partisipasi orang rantau terhadap upacara Khatam Al-Qur’an maka banyak dari mereka yang mengirimkan uang ataupun hadiah untuk kelancaran upacara Khatam Al-Qur’an. Bantuan dari mereka melambangkan rasa syukur orang rantau karena anak keponakan mereka sudah bisa mengaji.
· Tradisi Arak-arakan
Tradisi arak-arakan merupakan tradisi yang paling meriah dalam upacara Khatam Al-Qur’an. Di tradisi ini anak-anak yang ikut serta Khatam akan dipakaikan baju yang bagus dan diarak sekeliling kampung dengan iringan musik talempong ataupun drumband. Saat arak-arakan, peserta Khatam akan dihadiahi uang dan hadiah oleh karib kerabat mereka.
· Tradisi Mengaji

BACA JUGA : Mengenal Kain Tenun Suku Lio Ende dan Cara Pembuatannya
· Tradisi Mandoa di Rumah Masing-masing peserta Khatam Al-Quran
Tradisi mandoa dilakukan sebagai wujud rasa syukur atas keberhasilan anak dalam Khatam Al-Qur'an yang dilakukan oleh masing-masing keluarga peserta Khatam. Tradisi ini bersifat opsional, boleh dilakukan atau tidak. Itulah informasi mengenai Khatam Al-Quran Agam ditetapkan sebagai warisan budaya tak benda Indonesia. Semoga Informasi ini bermanfaat bagi pembaca.****(Kontributor: Fadila Nur Azizah)