Kotoran sapi jika dimanfaatkan dengan baik bisa jadi solusi kelangkaan energi. Selain bisa diolah untuk menghasilkan biogas yang dapat langsung digunakan untuk mengganti gas elpiji, kotoran sapi juga bisa dimanfaatkan sebagai pembangkit listrik rumahan. (Foto: Ichsan Muttaqin)
hariane.com – Kotoran sapi jika dimanfaatkan dengan baik bisa jadi solusi kelangkaan energi. Selain bisa diolah untuk menghasilkan biogas yang dapat langsung digunakan untuk mengganti gas elpiji, kotoran sapi juga bisa dimanfaatkan sebagai pembangkit listrik rumahan.
Ketersediaan energi menjadi salah satu isu paling menyita perhatian dunia. Kebutuhan yang terus meningkat dibarengi ketersediaan yang terus berkurang terus dicari solusinya. Bahkan sudah jadi kesepakatan bersama jika banyaknya konflik peperangan di Timur Tengah dan negara-negara teluk dipicu oleh perebutan bahan baku yang bersumber dari fosil ini, termasuk gas elpiji.
Namun solusi permasalahan ini sebenarnya bisa diselesaikan jika bisa memanfaatkan dengan baik berbagai sumberdaya di sekitar kita. Misalnya dengan mengolah kotoran sapi menjadi biogas yang bisa dimanfaatkan untuk kebutuhan memasak, atau jika diolah lebih lanjut, biogas juga bisa dimanfaatkan sebagai pembangkit listrik.
BACA JUGA: Erupsi Semeru, Dari Pemkab Bantul Hingga Bonek Galang Dana
Pemanfaatan kotoran sapi sebagai bahan bakar kompor ini sudah dilakukan oleh masyarakat Pantai Baru, Poncosari, Srandakan, Bantul hampir selama 10 tahun terakhir. Sejak tahun 2012 lalu, masyarakat yang tergabung dalam Kelompok Ternak Pandan Mulya telah beralih dari penggunaan gas elpiji menjadi pengguna biogas.
Ketua Kelompok Ternak Pandan Mulya, Hanindiyo (50) mengatakan, dengan dibangunnya instalasi pengolahan biogas dari kotoran sapi sejak tahun 2012, anggota kelompok ternak tidak perlu lagi dipusingkan dengan perubahan harga atau kelangkaan gas elpiji. Selama mereka masih aktif berternak sapi, mereka tetap bisa memasak meski elpiji menghilang dari pasaran.
“Instalasi biogas ini diinisiasi oleh salah satu universitas di Yogyakarta. Karena prosesnya cukup mudah, maka kami terus menggunakan biogas ini untuk memasak,” tutur Hani.
Menurutnya, untuk menghasilkan biogas dari kotoran sapi tidaklah sulit. Selain pembangunan instalasi dan digester, yang harus diperhatikan hanyalah perawatan instalasi dan menjaga volume ternak sapi dalam jumlah yang cukup. Pasalnya, untuk bisa menyalahkan 7 kompor dalam durasi 4 jam, dibutuhkan setidaknya 150 kilogram kotoran sapi.
“Di sini kami memiliki 4 digester berukuran 7 meter dengan kedalaman 5 meter. Digester ini sendiri berfungsi sebagai alat fermentasi untuk memisahkan kotoran sapi dengan gas yang terkandung. Dari digester, gas kemudian disalurkan kepada penggunanya dengan jaringan paralon,” jelasnya.
BACA JUGA: Di Bantul Ada Tradisi Warga Keliling Kapung Sambil Bersenandung, Begini Uniknya Mbang Landungan
Menurutnya, kelompok ternaknya memiliki 200 ekor sapi yang dipelihara di kandang kelompok. Dari jumlah tersebut, sebanyak 1,5 ton kotoran sapi bisa dihasilkan dalam sehari.
“Awalnya kotoran itu hanya limbah yang tidak dimanfaatkan. Bahkan kadang menjadi masalah, tapi sekarang justru menjadi solusi energi,” ujarnya.